Hermanto: Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bukan Prestasi

JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diumumkan BPS pada kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen belum bisa dianggap sebagai prestasi atau berita gembira. Ada beberapa hal yang menjadi catatan penting terkait tingkat kesejahteraan masyarakat.

“Catatan utama adalah daya beli masyarakat semakin melemah akibat inflasi yang cenderung meningkat. Indikasinya, belakangan ini harga kebutuhan pokok meningkat dan stok pangan cenderung menurun. Masyarakat mengurangi dan membatasi pembelian terhadap barang kebutuhan pokok baik volume maupun jenis,” papar Hermanto menanggapi pertanyaan wartawan terkait pertumbuhan ekonomi yang dirilis BPS sebesar 5,11 persen.

Bacaan Lainnya

Catatan lain, lanjut Hermanto, nilai tukar rupiah yang cenderung melemah terhadap dollar Amerika (USD). Belakangan ini 1 USD menyentuh 16.280 rupiah.

“Melemahnya nilai tukar rupiah itu berakibat pada nilai utang luar negeri yang meningkat. Jelas APBN terbebani oleh pembayaran utang,” tutur legislator dari FPKS DPR RI ini.

Catatan selanjutnya, kata Hermanto, investasi asing lebih cenderung ditujukan ke pasar uang dan modal.

“Minim alokasi pada sektor riil. Investasi jenis itu tidak berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru,” keluhnya.

Lebih jauh Hermanto berpendapat, faktor ekonomi global dan geopolitik belakangan ini membuat masing-masing negara lebih mengamankan ekonomi negaranya dan berat melakukan ekspansi investasi.

“Pendapatan masyarakat tetap, tetapi dihadapkan pada harga yang cenderung naik,” ungkapnya.

“Meski masa covid sudah lewat, masyarakat lebih memproritaskan pendapatannya untuk memulihkan dampak covid, sehingga pendapatan saat ini tidak signifikan terhadap kesejahteraan,” ujar Hermanto.

“Dengan indikator kondisi ekonomi tersebut, bila tidak ada upaya perbaikan terhadap fundamental ekonomi, maka kemungkinan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2024 sulit untuk mencapai target,” pungkas legislator dari Dapil Sumbar I ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 tumbuh 5,11% year on year. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan pertama ini menjadi yang paling tinggi sejak 2019. BPS menyebut pertumbuhan ini ditopang oleh belanja pemerintah yang meningkat karena Pemilihan Umum (Pemilu). Selain itu, perayaan Ramadhan dan persiapan Idul Fitri mendorong masyarakat untuk berbelanja.

Pos terkait