Hermanto Kunjungi Peternak Sapi yang Bangkit dari Keterpurukan Akibat Wabah

Anggota DPR RI Hermanto dalam kunjungan kerjanya di Dapil Sumatera Barat (Sumbar) I mengunjungi kelompok tani Sawah Mandarek di Sungai Pisang, Kelurahan Teluk Kabung Selatan, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Kelompok penerima sapi bantuan pemerintah tahun 2017 ini berhasil bangkit dari keterpurukan akibat wabah penyakit ternak.

“Kesabaran, ketekunan dan kekompakan kelompok tani ini luar biasa sehingga bisa mengubah keterpurukan menjadi keberhasilan. Patut menjadi contoh bagi petani lainnya,” kata Hermanto menanggapi paparan Efrinaldi yang mengisahkan secara singkat perjalanan sapi bantuan di kelompok tersebut.

Bacaan Lainnya

Menurut Efrinaldi, kelompok menerima bantuan sapi Bali sebanyak 20 ekor. Tidak lama setelah tiba di lokasi, sapi tersebut satu per satu mati karena wabah yang diduga virus Jembrana. Sebanyak 10 ekor sapi mati akibat wabah tersebut. Sepuluh ekor sapi yang tersisa berhasil hidup dan berkembang biak hingga kini berjumlah total 25 ekor.

“Bahkan sekarang sudah ada cucu dari sapi bantuan tersebut,” ungkap Efrinaldi.

Hermanto menilai, para petani yang berhasil mengelola bantuan pemerintah perlu mendapat apresiasi.

“Mereka ini pahlawan karena berhasil menjaga dan mengembangkan aset negara, sekalipun keuntungannya untuk kesejahteraan mereka sendiri,” tutur legislator dari FPKS ini.

Kunjungan Hermanto ke lokasi tersebut, dimanfaatkan oleh petani setempat untuk menyampaikan berbagai aspirasinya. Efrinaldi sebagai Ketua Kelompok Sawah Mandarek menyebutkan belum lama ini di lokasinya diterjang banjir besar yang menyebabkan irigasi rusak dan ada yang putus. Selain itu batu-batu besar berserakan di sawah. Ia minta irigasi diperbaiki dan batu-batu besar itu diangkat dengan alat berat.

Ia juga minta bantuan mesin tempel dan alat tangkap ikan untuk perahu nelayan. Satu kelompok nelayan berjumlah 20 orang. Saat ini hanya punya 2 unit mesin tempel. Dua unit mesin tempel itu dipakai secara bergantian oleh 20 nelayan. “Perahunya sudah ada, mesin tempelnya yang kurang,” keluh Efrinaldi. (Joko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *