JAKARTA – Ketua DPW Gemasaba DKI Jakarta A. Rifki Amin suarakan tolak pengadaan mobil listrik yang dilakukan Pemda DKI. Selain berdampak pada meningkatnya kemacetan di Jakarta, juga tidak efesien ditengah ikhtiar bangkit dari dampak pandemic covid-19.
“Pemda DKI, Badan Pengelola Aset Daerah ini cerdas, tapi kelewatan cerdasnya memanfaatkan semangat pengunaan mobil listrik dengan pengadaan yang mengada-ada. Mahal loh per unit 800 juta. Apa tidak memikirkan perasaan warga Jakarta, kita masih ikhtiar dari dampak covid-19 loh,” kata Rifki mengkritisi.
Selain inventaris mobil PJ Gubernur dan para pejabat lainnya masih sangat layak digunakan, Rifki juga berpandangan PJ Gubernur enggan menggunakan mobil listrik yang dibiayai dari uang rakyat itu. “Saya kira PJ Gubernur Kita pak Heru juga enggan gunakan, beliau tidak prioritas barang mewah itu apalagi dengan kesederhanaannya itu,” kata Rifki Amin.
Belum lagi soal masa jabatan PJ Gubernur dan pejabat lainnya yang diperkirakan akan tuntas dalam waktu dekat lantaran gelaran Pilkada DKI di tahun 2024 sudah semakin dekat.
“Hello, Pilkada DKI sebentar lagi guys!, ayolah konsentrasi ngopeni warga Jakarta, tunjukan prestasi lah jangan juga konsentrasi bagaimana menghabiskan dana negara untuk hak yang tidak prioritas,” tegas Rifki Amin yang dikabarkan nyaleg di dapil 9 DKI Jakarta itu.
Lebih lanjut, Organ Gemasaba yang memiliki keanggotaan mahasiswa itu kata Rifki Amin berencana akan melakukan komunikasi ke Legislator di Pemda DKI dengan tujuan memberi masukan agar menolak pengadaan mobil listrik tersebut.
“Kami akan ikhtiar salah satu jalannya sampaikan aspirasi kami ke kebun sirih, saya optimis dewan masih punya hati dan mengedepankan perut rakyat ketimbang pejabat,” Tukas Rifki yang masih aktif sebagai jurnalis itu.
Sebagaimana diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal borong 21 unit mobil listrik untuk kendaraan dinas di tahun 2023 ini . Kepala Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD) DKI Jakarta, Reza Pahlevi menyebutkan pengadaan satu unit mobil listrik tersebut mencapai angka Rp 800 juta.