Gemasaba DKI Gelar Sekolah Literasi Digital di SMU Diponogoro

Jakarta – Gemasaba DKI Jakarta gelar acara Sekolah Literasi Digital di Sekolah Menangah Umum (SMU) Diponogoro, Jakarta Timur, Sabtu (19/03/2022). Materi di titik Roadshow yang ke tiga ini, Gemasaba DKI memilih tematik yang berbeda , yakni terkait mengenal Literasi Idiologi dan Digital Marketing.

Ketua Gemasaba DKI Jakarta A. RIfki Amin mengaku tematik ini diberikan berangkat dari kegelisahan melihat banyaknya konten yang jauh dari perilaku dan kulture budaya Indonesia.

“Kita mungkin tidak merasa, idiologi kita sedang di gerus secara soft lewat konten yang harian dipaparkan disosial media, kita generasi muda perlu faham ada loh upaya merusak idiologi kita, “ kata Rifki Amin.

Terkait tematik Digital Marketing Gemasaba DKI dalam acara yang digelar di aula itu hadirkan narasumber professional dinataranya Muhammaf Lefi dan Muhammad Armand yang bekerja di flatform digital serta Siti Balqis sebagai pelaku konten creator. “dua tematik ini narsum pengalaman yang kita hadirkan, bukan kaleng-kaleng. Gemasaba ingin memberi edukasi fokus pada literasi digital, dan akan terus bergulir dari sekolah ke sekolah, dan dari kampus ke kampus, ” kata Rifki.

Sebelumnya , Gemasaba DKI melakukan kegiatan serupa di Jakarta Selatan dan Barat. Gemasaba merupakan badan otonom PKB dilevel anak muda.

“Roadshow edukasi literasi digital ini terus kita lakukan, Gemasaba DKI akan menjadi rumah edukasi dan kaderisasi yang akan support kemenangan PKB, khususnya di Jakarta,” tegas Rifki Amin yang memilik baground pekerja media itu.

Sementara itu, Ketua Pelaksana acara, Mila P D Manik aktivis sosial di Jakarta itu mengaku bersyukur acara yang dipersiapkan secara mendadak itu justru direspon positif dengan banyaknya peserta yang hadir.

“Alhamdulillah ya, banyak yang ikut dan mayoritas anak muda yang sudah memilik usaha gitu, ini bagian upaya kasih edukasi usaha biar maju, peserta suka dan bermanaat lah, ” kata Mila.

Acara sebelumnya dibuka langsung Oleh Ketua DPW PKB DKI Kyai muda Hasbiallah Ilyas. Dalam sambutan pembuka, sosok ulama asli Jakarta Timur itu merefresh ingatan anak-anak muda pada era tahun 60-70an dimana belum semaju jaman now.

“Jaman sudah berbeda, anak muda kalo tidak ikut jaman, maka habis tergerus ketinggalan. Dunia hari ini sudah tanpa batas, dalam hal jualan pun jauh beda. Apalagi soal idiologi, pertarungan itu sudah di langit-langit, anak muda NU harus masuk dunia itu, cari jamaah online atau jamaah NU bakal habis digerus wahabi,” katanya. (AM)

Pos terkait