Inilah kesempatan Pak Jokowi menyempurnakan membangun bangsa dengan mengembalikan Indonesia berbudaya nusantara.
Hal tersebut merupakan keinginan suasana kebatinan rakyat serta mengembalikan kedaulatan BUMI PERTIWI DENGAN HISTORIS KULTURAL LELUHUR BANGSA.
Reshuffle kabinet merupakan pintu awal KEMBALINYA TRAH ARESTOKRASI yang merindukan kehidupan yang benar-benar IGALITERIAN tanpa sinisme ancaman idiologi yang bukan dari SIOSIOLOGIS BANGSA.
Tentunya perlunya PENYEGARAN pergantian menteri yang punya RAPOT MERAH.
Selain itu para menteri yang tidak punya JIWA KEBANGSAAN DAN NASIONALISME tentu perlu diganti. Rakyat sudah bisa menilai bahwa URGENSI kebutuhan bangsa ini tentang BANGUNAN revolusi MENTAL yang harus cepat dibenahi.
Dengan begitu pos-pos menteri yang terkait tentang SUMBER DAYA MANUSIA yang tidak mampu mengejowantahkan membangun nilai-nilai KEBUDAYAAN BANGSA.
Sudah jelas menteri yang harus diganti dengan menteri yang punya jiwa kebangsasn dan nasionalisme.
Dunia pendidikan BERJALAN DI TEMPAT tidak peka dan tidak kreatif dianggap gagal membangun BUDAYA BUDI PEKERTI BANGSA.
Serta menteri dalam negeri yang tidak peka terhadap situasi bangsa kemunduran kwalitas MENTAL ANAK BANGSA.
Bangsa ini carut marut banyak perilaku kejahatan KORUPSI, NARKOBA, PUNGLI SERTA KEJAHATAN YG LAINYA, semua itu mereka BERAGAMA tetapi TIDAK TAKUT TUHANYA.
bangsa ini mebutuhkan menteri mentri yang takut TUHANYA. Maka diperkukan menteri yang melakukan keberanian MENGEMBALIKAN NILAI NILAI BUDAYA BUDI PEKERTI DIPANGKUAN IBU PERTIWI.
Sekarang sudah tidak jamanya TEKNOKRASI sentralisme tetapi diganti menjadi ARESTOKRASI berdaulat adil dn sejahtera.
Inilah waktunya pak Jokowi mengembalikan indonesia yang benar-benar membumi.
Rakyat sudah tahu bahwa bangsa ini setiap hari diwarnai kiributan para pimpinan partai politik yg selalu ingin menguasai negara.
Partai politik tersebut tentunya yg tidak punya jiwa KENEGARAWANAN DN KEBANGSAAN TENTUNYA NILAI NASIONALISME DIRAGUKAN.
Maka partai politik tersebut bisa dikatakan partai BENALU mencari keuntungan pribadi dengan cara memainkan AKROBATIK POLITIK YANG LICIK JAHAT demi tercapainya untuk menguasai negara.
Partai politik yang tidak punya rasa solidaritas antar partai, ia suka melukai dn mengingkari keputusan kontitusi negara.
Ada tiga partai politik yaitu NASDEM ,PKS DN DEMOKRAT. Ketiga partai ini tidak pernah memberikan KONTRIBUSI POSITIF PADA NEGARA melainkan merusak tatanan demokraai bangsa. Mereka bukan contoh partai yang baik maka rakyat tidak butuh partai tersebut.
Nasdem, PKS dn Demokrat seperti partai yg menunggu proses PEMBUSUKAN dari kadernya untuk DIELIMINASI DARI LEGESLATIF.
Rakyat tidak akan memilih mereka yang tidak punya jiwa kebangsaan dan nasonalisme. Inilah sesungguhnya partai yg membenci BUDAYA BANGSA.
Mereka ingin bangsa ini dijadikan bangsa central budaya agama yang nantinya secara POLITIK PJNYA PRESURE KEKUASAAN hak veto ABSOLUD.
Dengan sistem OTORITER DEJURE centralisme dalam konstitusi negara. Ini sangat berbahaya. Maka untuk mengamankan bangsa dn keseimbangan POLITIK NASIONAL maka partai politik yang tidak loyal pada pemerintah dan mengingkari UUD 45..PERLU DIGANTI atau di AMPUTASI menterinya.
Tentunya partai politik NasDem ini yang tidak punya prestasi raport merah segera diganti dari kabinet indonesia maju.
Dan tentunya mentri mentri yg tidak punya prestasi dn tidak punya jiwa kebangsaan serta nasionalisme segera diganti.
Mereka tidak paham srjarah bangsa yg mereka paham hanya sejarah negara luarnegti.
Oleh karena itu perlunya mentri yg paham dengan budaya bangsa, agar generasi muda tidak mudah disusupi oleh BUDAYA AGAMA TAFSIRAN.
Agama yg seharusnya membuat sejuk nyaman berfungsi membangun mental bangsa agar menjadi baik tetati AGAMA TERLIHAT sangat MENAKUTKAN RAKYAT.
Hal tersebut membuat rakyat menjadi dendam emosi bahkan prustasi melahirkan paham INTOLERSNSI DN RADIKALISME.
Pemeintah secepatnya harus meresafle kabinetnya agar bangsa ini menjadi aman damai dn harmonis.
Kini saatnya BUDAYA BUDI PEKERTI difungsikan didunia pendidikan dn masyarakat bangsa dn negara agar jujur dn takut pada tuhan.
Dunia pendidikan terlalu dominan agama tetapi budaya budi pekerti tidak ada ini terlihat tidak adil dalam membangun mental anak bangsa.
Renungan bangsa.
Oleh: Brahma kumpara, Pengamat Politik Seni dan Budaya