DPR Sebut Holding BUMN Sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat dari Dapil Bali Putu Supadma Rudana (foto: istimewa)

JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI Putu Supadma Rudana meyakini holding BUMN dapat menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi di masa yang akan datang. Hal itu juga harus diiringi dengan tata kelola yang akuntabel, professional dan transparan di internal BUMN.

Putu Supadma menyampaikan itu saat menjadi narasumber dalam kegiatan Sosialisasi ‘Holding BUMN Sebagai Lokomotif Kebangkitan Ekonomi’ di Kalamansi Restaurant, Bali, pada 31 Oktober 2022. Kegiatan ini dihadiri peserta sebanyak 100 orang yang mayoritas adalah pelaku UMKM di Bali.

Bacaan Lainnya

“Holding BUMN harus diperkuat agar memiliki cakupan yang luas. Holding BUMN juga menjadikan BUMN bekerja lebih tersinergi dan tidak lagi bersaing secara ego sectoral dalam membangun perekonomian di Indonesia” ujar Putu Supadma.

Perusahaan BUMN tak lagi harus bersaing, tapi bisa bersinergi dan saling melengkapi dalam memberikan pelayanan. Ini yang harus terus dilakukan pemahaman bersama agar BUMN di Indonesia bisa menjadi lebih kuat.

Pembentukan Holding memiliki harapan yang sangat besar bagi kemajuan Bangsa dan Negara. BUMN dipercaya dapat menjadi driver pengembangan dalam Strategi Nasional dan dapat memperbaiki kegagalan pasar. Dengan terbentuknya holding membuat perusahaan tidak saling bersaing untuk merebut pangsa pasar dan dapat melakukan ekspansi secara bersama-sama di bawah satu kontrol induk perusahaan.

“Dalam membentuk Holding BUMN Pemerintah perlu mengambil langkah yang bijaksana dengan melakukan kajian yang komprehensif dengan mempertimbangkan variabel makro dan mikro ekonomi, serta melibatkan banyak pihak untuk proses pengambilan keputusan,” terang Putu.

Kegiatan sosialisasi Holding BUMN ini dipelopori oleh Bank BRI. BRI sendiri adalah salah satu perusahaan milik BUMN yang memiliki visi menjadi “The Most valuable Banking Group in Southeast Asia” & “Champion of Financial Inclusion” pada 2025. Visi BRI tersebut memang sejalan dengan visi pemerintah yang mencanangkan tingkat inklusi keuangan mencapai 90% pada 2024. Merujuk data survei tiga tahunan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), inklusi keuangan pada tahun 2019 baru mencapai 76,19% atau meningkat dari 67,8% pada 2016.

Sebagai tambahan informasi, BRI merupakan salah satu bank yang telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan BUMN misalnya PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pegadaian, dan lain sebagainya. Hingga akhir Agustus 2022 tercatat jumlah nasabah yang telah diintegrasikan ketiga entitas holding Ultra Mikro (UMi) mencapai 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan sebesar Rp 183,9 triliun.

Di samping itu, BRI juga berhasil menaikkan kelas 1,8 juta nasabah kredit usaha rakyat (KUR) mikro ke komersial di tahun 2021. Pada tahun 2022 angka tersebut diprediksi bisa mencapai 2,2 juta nasabah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *