KUALA LUMPUR – Tim pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang dipimpin oleh Dwi Yuli Rakhmawati melaksanakan kegiatan pendampingan di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL). Tim ini juga terdiri dari Tri Sudarwanto, Saino, dan Putri Hestiningrum, serta dibantu oleh dua mahasiswa, Alifia Annisa Faharani dan Siti Nur Afifah. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah binaan tersebut.
Kegiatan ini fokus pada pengembangan strategi pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, yang mengutamakan kebebasan dan fleksibilitas dalam proses pembelajaran.
Pendampingan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi para peserta didik dan guru di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan pengajaran di lingkungan sekolah tersebut.
Dwi Yuli Rakhmawati, sebagai ketua tim PKM Dosen S1 Pendidikan Bisnis Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Unesa menjelaskan bahwa, kegiatan ini dirancang untuk membantu para guru dalam memahami dan menerapkan konsep Kurikulum Merdeka dengan lebih efektif.
“Kami berharap, melalui kegiatan ini, para guru dapat lebih memahami prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dan bagaimana mengintegrasikannya ke dalam praktik pembelajaran sehari-hari,” jelasnya. Senin, (05/8/2024).
Tri Sudarwanto, salah satu anggota tim menambahkan bahwa, penting bagi setiap guru untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam melaksanakan kurikulum baru ini.
“Pendampingan ini bukan hanya tentang teori, tetapi juga tentang penerapan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam proses belajar mengajar,” papar Sudarwanto.
Selama pelaksanaan, tim juga mendapatkan sambutan positif dari pihak sekolah dan peserta. Para guru mengungkapkan apresiasi atas dukungan dan ilmu baru yang diperoleh, serta mengharapkan adanya kerjasama lebih lanjut di masa depan.
“Kami merasa kegiatan ini sangat bermanfaat dan kami berharap bisa terus bekerja sama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan,” urai salah satu guru.
Kegiatan ini diakhiri dengan rencana tindak lanjut untuk evaluasi dan pengembangan lebih lanjut dari strategi-strategi yang telah diterapkan. Harapannya, kerja sama ini akan terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi pendidikan di Sekolah Binaan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur serta dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lainnya.
“Dengan kegiatan pengabdian ini, diharapkan terdapat sinergi yang kuat antara tim pengabdian, guru, dan siswa, sehingga pencapaian tujuan pendidikan yang lebih baik dapat terwujud. Keberlanjutan kerja sama ini akan menjadi kunci dalam mengoptimalkan implementasi Kurikulum Merdeka dan meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan,” tutup Dwi. (ari)