JAKARTA – Rencana Pemerintah memberikan bantuan langsung tunai sebagai stimulus bagi karyawan swasta sebesar Rp 600.000 per bulan karena pandemi virus corona mendapat kritik dari kalangan aktivis.
Rozaq Asyhari, Sekjend PAHAM Indonesia menilai bahwa Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang akan diberikan kepada karyawan yang bergaji di bawah Rp 5 juta tersebut tidak tepat.
“Seharusnya ada sekala prioritas dari pemerintah, banyak kelompok rentan yang lebih memerlukan bantuan, misalkan saja para guru tidak tetap. Saya rasa akan lebih tepat jika bantuan itu diarahkan ke sana,” ujar Advokat publik tersebut.
Lebih lanjut, menurut Rozaq Asyhari bantuan langsung tunai Rp 600.000 yang akan diberikan sebanyak 4 kali itu akan lebih bermanfaat untuk para guru.
“Ini bicara skala prioritas, masih banyak guru yang hanya mendapat honor 200 ribu sebulan. Buat hidup saja susah, apalagi untuk menghidupi keluarga. Tentunya angka enam ratus ribu itu sangat berarti buat mereka. Hal ini sangat berarti buat mereka, apalagi di tengah pandemi,” papar alumni program doktor Universitas Indonesia tersebut.
Rozaq Asyhari juga mengingatkan mengenai beban lebih berat untuk guru disaat pandemi.
“Pembelajaran online membuat beban guru bertambah, diantaranya mereka harus menyapkan kuota internet, dan juga perangkat lain yang mendukung, seperti handphone yang bisa untuk melakukan pembelajaran. Harus diingat bahwa kerja mereka akan menentukan nasib bangsa sepuluh tahu kedepan, jadi menurut saya bantuan itu lebih baik untuk mereka,” tukasnya. (R3)