JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengutuk keras berbagai tindakan radikal dan paham terorisme yang seringkali berlindung dibalik ajaran agama. Padahal, semua ajaran agama pada prinsipnya selalu mengajarkan cinta, kasih sayang, dan kebajikan. Bukan mengajarkan teror maupun tindakan yang berujung membahayakan nyawa manusia.
“Sejatinya para teroris tidak mempunyai agama dan tidak pantas disebut sebagai orang beragama. Mereka seringkali memperoleh informasi sesat tentang ajaran agama dari berbagai media sosial maupun forum-forum tertutup. Inilah tugas besar sekaligus tantangan para pemuka dan tokoh agama, serta para cendikiawan untuk terus menyebarkan ajaran agama yang sesungguhnya, agama yang menyejukan, yang penuh dengan nilai-nilai kebajikan,” ujar Bamsoet saat menghadiri peresmian Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah, di Jakarta, Jumat (11/10/19).
Turut hadir antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meresmikan Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah dan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Prof. Din Syamsuddin.
Melihat penyebaran Islam di Indonesia, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini secara khusus turut mengapresiasi kegiatan dakwah organisasi kemasyarakatan Hidayatullah yang telah menyebarkan islam dengan penuh cinta dan kasih sayang. Sejak 7 Januari 1972 hingga kini, Hidayatullah yang dirintis Ust. Abdullah Said, terus melebarkan kegiatan sosial keagamaannya.
Bukan hanya melalui lembaga formal pendidikan dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Melainkan juga dakwah secara langsung oleh para Da’i yang tersebar di sekitar 352 DPD Hidayatullah di berbagai wilayah Indonesia.
“Kini Hidayatullah, sebagaimana juga organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang sosial keagamaan lainnya, menghadapi tantangan disrupsi informasi teknologi. Disrupsi tersebut seperti dua sisi keping mata uang. Di satu sisi membawa keuntungan, di sisi lainnya jika tidak disikapi dengan bijak malah akan membawa dampak merugikan,” tutur Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menjelaskan, akibat Revolusi Industri 4.0, masyarakat jadi sangat bergantung kepada teknologi informasi seperti media sosial. Karena itu, Hidayatullah harus mampu mengembangkan dakwahnya melalui media sosial, sehingga ekosistem media sosial Indonesia dilimpahi arus informasi keagamaan yang menyejukan. Bukan dibanjiri arus informasi keagamaan yang menyesatkan serta bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
“Melalui Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah yang memiliki empat lantai ini, ditunjang dengan sarana dan prasarana seperti ruang produksi konten publikasi dakwah, Insya Allah akan menjadi oase bagi umat islam khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya, agar dapat memperoleh informasi seputar ajaran islam secara kaffah. Sehingga, mampu menangkal paham radikalisme dan terorisme. Selain, semakin memperkuat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia,” pungkas Bamsoet. (dwi)