JAKARTA – Anggota Komisi V DPR RI Bambang Hermanto (Baher) mendorong agar dilakukan percepatan pengoperasian Bandara Kertajati Majalengka Jawa Barat sebagai embarkasi haji dan umroh. Baher berharap Bandara Kertajati segera beroperasi.
“Saya mengapresiasi Dirjen Perhubungan udara atas penyesuaian Bandara Kertajati tapi kemudian, sampai dengan hari ini Kertajati belum juga dioperasikan. Bagaimanapun ini Bandara yang begitu besar anggarannya sudah kita keluarkan, sudah kita tanamkan di sana, dan Bandara itu ternyata meskipun tidak dioperasionalkan harus ada yang jaga,” kata Baher saat Rapat dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI dengan Dirjen Perhubungan Laut dan Dirjen Perhubungan Udara yang membahas terkait Evaluasi Pelaksanaan APBN TA 2021 dan Program Kerja Tahun 2022 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (14/2/2022) kemarin.
Menurut Baher, Bandara Kertajati perlu dilakukan percepatan pembangunan. Mengingat bandara tersebut tetap memerlukan dana untuk membiayai beberapa hal seperti membayar penjaga bandara.
“Tiap tahun, tiap bulan harus ada yang menjaga dan itu menjadi biaya semua. Oleh karena itu, saya juga ingin tahu, kapan bandara Kertajati bisa dioperasikan. Beberapa bulan lalu saya jalan-jalan dengan Pak Menteri (Perhubungan Budi Karya Sumadi) di Indramayu, sambil di mobil ngobrol (membicarakan) tentang Kertajati,” jelas Baher.
“Salah satunya indikatornya, Bandara Kertajati dioperasikan menunggu Wisma Haji di Indramayu. Wisma Haji di Indramayu itu, jika dilihat dari jauh memang kelihatan mulai rampung, dan akses dari Kertajati ke Lohbener juga sudah cukup lebar semua, sudah cukuplah infrastrukturnya untuk bisa mengoperasikan Bandara Kertajati, tanpa harus menunggu Tol Cisumdawu yang sampai dengan hari ini belum selesai,” sambungnya.
Politisi Partai Golkar ini meminta pengelola Bandara Kertajati tidak boros mengeluarkan anggaran. Apalagi lanjutnya, di era Pandemi Covid-19 ini harus hati-hati mengeluarkan anggaran.
“Ini tentu harus menjadi perhatian kita semua, agar pengeluaran kita bisa minimize, dan kita bisa mendapat revenue dari mengoperasikan Bandara. Jadi Bandara Kerta Jati dengan Wisma Haji, Wisma Hajinya sudah selesai, jalur dari Kertajati sampai Lohbener juga sekarang sudah cukup lebar. Sehingga menurut saya sudah cukup layak untuk segera dioperasikan. Lalu Kemudian, beberapa bulan lalu kita kunker di Manokwari, Papua Barat. Dan Alhamdulillah kita disambut baik oleh tim tim teknis, Ka Balainya tidak ada apalagi Eselon 1, sehingga kita sulit berkomunikasi dan yang lebih fatal lagi adalah salah satunya, bandara yang akan dibangun itu adalah bandara di Fak-Fak. Sementara di Fak-Fak itu sudah ada Bandara, namun ingin membuat Bandara Baru,” paparnya.
Baher mencontohkan, untuk bertahan di era Pandemi Angkasa Lura atau AP II melakukan penghematan di sejumlah lini mulai biaya listrik hingga capex.
Apalagi penumpang dan pergerakan pesawat terus mengalami penurunan, karena adanya imbauan tetap berada di rumah untuk tidak bepergian termasuk melakukan perjalanan via pesawat.
“Ini menjadi perhatian kita, dalam kondisi saat ini, segala lini semua kita pangkas karena adanya Pandemik, namun di sisi lain, ini kemudian ada pembangunan Bandara Baru, yang Notabene tingkat penggunaannya masih relatif terbatas,” pungkas Baher. (Tio)