Ayo Dorong BUMN Tingkatkan Kemitraan dengan UMKM

JAKARTA – Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) membutuhkan perbaikan sistem rantai pasokan agar bisa bangkit pasca krisis akibat hantaman pandemi Covid-19. Karena itu kemitraan strategis BUMN dengan UMKM sangat penting, dengan menjadikan BUMN rantai pasok UMKM.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Amin Ak saat menjadi pembicara kunci pada acara sosialisasi BUMN dengan tema “Peran Kemitraan UMKM dan BUMN untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional“di Lumajang, Minggu (27/11/2022).

Bacaan Lainnya

“BUMN harus mendorong UMKM naik kelas. Pendekatan kemitraan bukan hanya menyalurkan dana TJSL (Tanjung Jawab Sosial dan Lingkungan). Namun wajib disertai pembinaan dan pendampingan agar tumbuh bersama,” kata Amin.
Merujuk data Kementerian Koperasi dan UKM, saat ini UMKM yang terhubung rantai pasok global baru mencapai 4,1%, sedangkan untuk dalam negeri kemitraan usaha besar dan UMKM baru 7%.

Sementara itu, berdasarkan volume eskpor, UMKM yang jumlahnya mencapai 64,2juta pelaku usaha, baru mengisi pangsa 14% dari seluruh ekspor Indonesia. Sedangkan, usaha besar yang jumlahnya hanya sekitar 0,01%, mendominasi ekspor dengan pangsa 86%.

“Kita harus mencontoh, koperasi dan UMKM di Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok yang diarahkan untuk menjadi bagian dari industri otomotif, makanan, kesehatan, pertanian, dan lainnya, “ kata Amin.

Usaha besar menjadi rantai pasok bagi UMKM dengan menyerap produk UMKM. Amin mencontohkan apa yang dilakukan salah satu BUMN Karya, PT Waskita Karya.
Waskita Karya menyulap bekas pabrik gula milik Waskita di Brebes, dekat tol Pejagan-Pemalang menjadi Pusat UMKM, yang menjadi etalase penjualan produk UMKM. Areanya berada di rest 260B jalur tol Pejagan-Pemalang.

“Saat ini ada 1.850 UMKM yang memperoleh tempat di 117 rest area tol di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Ini contoh kemitraan strategis BUMN Karya dengan UMKM, “ bener Amin.

Selain itu, BUMN bisa mendorong standardisasi produk UMKM agar memenuhi syarat minimal standard nasional Indonesia (SNI) bahkan standar pasar global. Dengan cara begitu UMKM kita bisa berdaya saing kuat sehingga bisa menembus pasar global, minimal menjadi tuan di rumahnya sendiri,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *