JAKARTA – Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) merespon balik pernyataannya yang sempat viral menyebutkan bahwa […]
Penulis: Aidil Sulaiman
Gempa Sukabumi Pagi Ini! Goncangannya hingga Jakarta, Bogor, Bekasi termasuk Bandung
JAKARTA – Lagi-lagi ada bencana alam terjadi. Kali ini gempa yang mengakibatkan guncangan gempa terasa […]
Buku Iqro’ Jadi Alat Bukti Teroris, Jelas Persekusi Terhadap Islam!
Tidak heran bila muncul anggapan bahwa program deradikalisasi dan war on terorisme itu objeknya adalah […]
Kasus Eksekusi Lahan di PN Siak, Ketua KNPI Riau: Negara Jangan Mau Kalah dengan Mafia!
PEKANBARU – Beredarnya informasi tentang akan dilakukannya eksekusi dan atau constatering (Pencocokan) Lahan seluas 1.300 […]
Makna Ketuahan dan Keadilan dalam Pancasila
Belajar dari bagaimana bung karno melahirkan nasakom, maka dengan menempatkan pancasila sebagai philosofische groondslag, manusia indonesia ( apapun agama serta keyakinannya ) dituntut menghormati segala perbedaan sebagai sunatullah, bahkan pada ide dan gagasan yang anti pancasila itu sendiri. Tulisan lawas ini akan menanggapi gerombolan ‘muallaf pancasila‘ yang mengklaim diri paling pancasilais dan selalu berupaya meniadakan kelompok lainnya yang berbeda, melalui hukum laplace dalam ilmu aljabar Sebagai filsafat yang lahir dari budaya semak belukar pancasila merupakan upaya sebuah bangsa memahami akar keragaman pada ruang konkret dan menjadi suatu pola berpikir yang bergerak mengikuti hukum – hukum kesemestaan ( sunatullah ), cara hidup serta pandangan dunia yang filantrofis. Dengan demikian Pancasila membangun kesadaran manusia pentingnya keharmonisan dalam interaksi sosial, keselarasan dalam keragaman tradisi, persaudaraan ditengah perbedaan, sehingga membuat Ikatan – ikatan primodial yang ada terjalin sebagai konstiitutif dari keberadaan sebuah bangsa. Karakteristik tersebut pada gilirannya nanti akan membentuk pola berpikir yang mendekatkan kebenaran relatif pada kebenaran absolut. Agar bisa mendapatkan kebenaran yang pasti, tetap dan bisa diterima semua pihak dibalik yang tersembunyi pada pancasila, tak ada pilihan kecuali memahami pancasila melalui ilmu yang pasti bukan dengan logika miring ‘ilmu kira – kira‘. Dengan sifatnya yang maha adil maka sesungguhnya Tuhan merupakan dzat yang memberikan keseimbangan alam semesta. Oleh karena itu sila pertama pancasila menempatkan Tuhan pada titik keseimbangan 0,0 sehingga bila membentuk tangen 45 derajat kita menyebutnya sebagai Maha Sempurna. Posisinya pada titik 0,0 tersebut membangun pengertian mahaesa pada sila pertama bukan berarti satu, melainkan ” WAL AWALUN WAL AKHIRUN, tiada berawal dan tiada berakhir. Sifat mahaesa tersebut barulah bermakna satu ketika mengurangi 100 nama Tuhan menjadi 99 ( Asmaul Husna ) seperti yang umumnya orang ketahui. Dan kita mengucapkannya sifat Tuhan tersebut dengan lafaz ” Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un ” : Tuhan adalah attitude waktu. Pemahaman sila pertama tersebut dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang menjadi pengikat bangsa Indonesia ditengah begitu banyak perbedaan : Keyakinan pada Tuhan yang sama, yaitu Tuhan yang tidak berawal dan tidak berakhir serta kesadaran yang sama akan adanya keterlibatan Tuhan disetiap waktu kehidupan. Keyakinan dan kesadaran tersebutlah yang mengikat kita sebagai sebuah bangsa. Inilah makna Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Oleh: Habib Jansen Boediantono, Sebuah Tanggapan Untuk Gerombolan Muallaf Pancasila
Di balik Pesan Terselubung Soeharto Menjadikan 17 Agustus Sebagai HUT RI
Alkisah, bung Karno tak bersepakat sistem ketatanegaraan melibatkan partai apalagi diwarnai hura – hura pemilu. […]
Mereka Sibuk dengan Kerakusannya, Sementara Rakyat…
Foto ini menyampaikan berita sedih tentang kekayaan alam luarbiasa sebuah negeri yang tak sampai pada […]
‘Peran Strategi Pengusaha Wanita, Tingkatkan Penerimaan Pajak, Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat’
JAKARTA – Ketua Umum Badan Pimpinan Pusat Gerakan Perempuan Organisasi Kemsyarakatan Musyawarah Kekeluargaan (Ketum BPP […]
Fakultas Hukum Unhas Gelar Kerja Sama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia
Selangor – Dekan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (FH Unhas) yang dipimpin oleh Prof Hamzah Halim […]
DPR Sebut Petani Harus Ditinggikan Kedudukannya dan Dihargai
SOLOK – Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto menyebutkan petani harus ditinggikan kedudukannya dan dihargai. Petani […]
Tidak Ada Pos Lagi.
Tidak ada laman yang di load.