JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) periode 2013-2015, Arief Rosyid Hasan, membandingkan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia yang juga Ketua Umum Partai Golkar dengan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Perbedaan keduanya, menurut Arief Rosyid Hasan tergambar dari latar belakang sosok Bahlil dari kampung yang dididik secara sederhana oleh orang tuanya dengan keterbatasan ekonomi berkembang menjadi aktivis HMI, pengusaha, politisi, dan Menteri. Dan berbanding terbalik dengan Cak Imin yang berasal dari keluarga yang berkecukupan dan dihormati di kalangan pesantren menjadi aktivis PMII, politisi, dan Menteri.
“Beda Ketum Golkar / Menteri ESDM dengan Ketum Partai / Menko yang ono, satu kasih solusi terhadap masalah lapangan kerja, satu lagi ngomong organisasi orang lain. Satu berproses dari bawah anak tukang cuci, satu berproses dari atas privilege anak Kyai. Satu menang terus, satu kalah terus. Jauh BOS, bagai langit dan sumur bor 😎, ” kata Muhammad Arief Rosyid Hasan yang dikutip di akun face book miliknya, Jumat (18/7/25).
Arief Rosyid menerangkan bahwa HMI telah banyak mendidik dan melahirkan kader yang mumpuni di segala bidang, baik di pemerintahan eksekutif, legislatif, yudikatif, pengusaha, dan lain sebagainya. Jika ada yang pojokkan HMI, sambungnya, maka tugas kader dan alumni untuk memberikan tanggapan balik ke oknum tersebut.
“Organisasi ini telah mengantarkan banyak orang menggapai cita-citanya, kalau ada yang ngomong seenak perutnya lalu pengurusnya diam, maka tugas kita yang sadar untuk bersuara!” lanjutnya.
Persoalan ini berawal dari pernyataan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang menyebutkan bahwa “Kalau ada yang tak tumbuh dari bawah pasti bukan PMII, pasti itu HMI.”
Pernyataan tersebut disampaikan Cak Imin dalam acara Pengukuhan Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII) di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (13/7/2025).