Anies dan Oposisi Palsu

“Seperti disampaikan Pak Prabowo. Pak Prabowo tidak tahan untuk menjadi oposisi,” kata Anies Baswedan dalam debat pertama Calon Presiden Pilpres 2024 di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12).

*

Bacaan Lainnya

Kutipan pernyataan ini akan saya tanggapi secara to the point di awal: ‘bukannya anda juga sama Pak?’.

Selain balasan menohok Prabowo terkait pernyataan Anies tersebut, ada fakta menarik yang harus diperhatikan. Baik Anies maupun partai politik pendukungnya juga tidak tahan untuk menjadi oposisi. Karena faktanya, sejak dideklarasikan oleh Partai Nasdem pada Oktober tahun lalu, hingga sampai saat ini Partai Nasdem tetap berada dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada saat yang sama, pasangan Anies yaitu Muhaimin Iskandar, sejak deklarasi pada awal September lalu juga tidak mengambil sikap tegas untuk keluar dari koalisi pemerintahan. PKB yang menjadi kendaraan politik Muhaimin sampai saat ini juga masih menjadi partai pengusung tradisional Presiden Jokowi sejak tahun 2014.

Padahal, tema yang diusung selama proses pencapresan Anies adalah perubahan, antitesa pemerintahan kontemporer, kebalikan dari Presiden Jokowi, harapan baru dan lain sebagainya. Tapi pada kenyataannya, partai pengusung utama Anies-Muhaimin tetap menjadi bagian dari rezim pemerintahan saat ini. Bukannya ini seperti menjilat ludah sendiri?

Dengan keluarnya Partai Demokrat dan masuknya PKB kedalam Koalisi Perubahan, makna perubahan yang diusung oleh pasangan Anies-Muhaimin luntur dengan sendirinya. Terutama setelah Partai Nasdem dan PKB ‘menolak’ keluar dari koalisi pemerintahan, maka menjadi tidak etis bagi Anies jika selalu menempatkan dirinya berada dalam posisi ‘diseberang’ Presiden Jokowi dan pemerintah ketika dirinya sendiri berada dalam satu kelompok dengan mereka.

**

Saya menutup tulisan pendek ini dengan kutipan pernyataan Anies lainnya: “Kekuasaan lebih dari soal bisnis, uang, tapi soal kehormatan menjalankan kedaulatan rakyat,”.

Besar harapan saya kutipan ini juga bisa Anies sampaikan kepada petinggi partai-partai politik pengusungnya, yang tidak mau keluar dari koalisi pemerintahan dan menjadi oposisi sejati seperti yang di harapkan Anies. Jangan sampai citra ‘pembicara manis’ semakin kokoh melekat terhadap Anies, yang selalu lain diucapan lain pula dalam tindakan.

 

Ditulis oleh Muhammad Syaifulloh, Ketua Umum Angkatan Muda Khatulistiwa

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *