Upaya Pemberdayaan Masyarakat Pandean Madiun dengan Pelatihan Keterampilan Pengolahan Bakpia Kukus

MADIUN – Program Studi Sarjana Terapan (D4) Tata Boga Fakultas Vokasi Universitas Negeri Surabaya telah selesai melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Kelurahan Pandean Kota Madiun pada Senin (12/11/2024) dengan judul “Upaya Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Pandean Kota Madiun melalui Pelatihan Keterampilan Pengolahan Bakpia Kukus” Tim PKM terdiri dari 5 dosen, 2 mahasiswa, dan 2 alumni, serta diikuti oleh peserta pelatihan 33 orang dari tim penggerak dan anggota PKK Kelurahan Pandean.

​Pendidikan dan peningkatan keterampilan merupakan pilar utama dalam upaya pemberdayaan masyarakat. Dengan memberikan akses pendidikan yang berkualitas dan pelatihan keterampilan, masyarakat dapat meningkatkan pemahaman terhadap berbagai aspek kehidupan, mulai dari pengelolaan sumber daya hingga partisipasi dalam kegiatan ekonomi lokal.

Bacaan Lainnya

“Pelatihan keterampilan menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kapasitas masyarakat. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan dapat diaplikasikan dalam berbagai sektor, termasuk usaha mikro seperti pengolahan makanan,” papar Ketua Tim PKM Dosen Unesa, Niken Purwidiani lewat keterangannya. Senin, (16/12/2024).

Salah satu bentuk konkrit dari upaya pemberdayaan masyarakat yang dapat dijalankan di tingkat kelurahan di Kelurahan Pandean Keacamatan Taman Kota Madiun adalah dengan meningkatkan keterampilan melalui pelatihan pengolahan bakpia kukus.

“Produk ini dipilih karena bakpia kukus yang awalnya dikenal sebagai produk snack dari Jogja saat sudah sangat dikenal dan banyak diminati oleh semua kalangan mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua. Bakpia kukus cocok untuk dikonsumsi sebagai camilan sehari-hari, sajian pada pada acara tertentu seperti untuk sajian coffee break acara meeting, arisan, bekal anak sekolah, maupun untuk oleh-oleh,” urai Niken.

​Saat ini sudah banyak inovasi produk dari segi bahan, varian rasa, dan isian antara lain: Penggunaan bahan-bahan inovatif dalam isian bakpia kukus, seperti matcha, taro, durian, atau varian buah-buahan eksotis, dapat memberikan sentuhan kekinian dan menarik bagi konsumen yang mencari pengalaman rasa baru.

Inovasi pada bahan-bahan yang lebih sehat, organik, atau berkelanjutan, seperti penggunaan tepung gandum utuh, bahan-bahan rendah gula, atau pengurangan penggunaan bahan pengawet, produk rendah kalori, rendah gula, atau bebas gluten dapat menarik perhatian konsumen yang semakin peduli terhadap kesehatan dan keberlanjutan, serta desain kreatif pada penampilan dan kemasan produk dapat meningkatkan daya tarik visual, penggunaan warna-warna cerah, kemasan ramah lingkungan, atau desain yang menggambarkan aspek lokal atau tradisional dapat menjadi nilai tambah.

“Kegiatan PKM berupa pelatihan keterampilan dimulai dari pengenalan bahan, alat, demonstrasi pengolahan bakpia, dilajutkan dengan praktik oleh peserta, serta pengemasan. Hasil dari praktik dapat dicicip dan dibawa pulang oleh peserta. Jenis kue-kue yang telah dilatihkan adalah bakpia kukus dengan varian original isi kacang hijau pandan, red velvet isi keju, dan pandan isi coklat,” ungkapnya.

Saat ini bakpia kukus sangat terkenal dan berkembang pesat sebagai oleh-oleh khas Jogjakarta rasanya yang enak dengan tekstur yang lembut dan moist disukai oleh semua kalangan mulai dari anak-anak, kaum milenial, sampai dengan orang tua, cara membuatnya mudah dengan alat sederhana, jika ditambah dengan kemasan yang cantik bisa lebih menarik dan meningkatkan nilai jual.

Selain untuk sajian keluarga pengolahan bakpia kukus merupakan salah satu peluang bisnis yang cukup menjanjikan, karena memiliki potensi yang besar dan pangsa pasar yang cukup luas.

“Kegiatan PKM ini mendapat respon positif dari semua yang hadir, peserta pelatihan sangat antusias dan aktif mempraktikkan materi pelatihan, serta semangat mengikuti kegiatan pelatihan sampai selesai,” tutup Niken. (ari)

Pos terkait