Adalah Rachmat Hidayansyah Razak AP, ST, SIP, MSi seorang aktivis sekaligus akademisi selama 16 tahun sebagai Tenaga Ahli (TA) DPR RI. Kini Rachmat Hidayansyah Razak yang akrab disapa Bung Rachmat menjadi salah satu Calon Legislatif (Caleg) dari Partai Golkar untuk kursi DPR RI yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) Banten III.
Di mana Dapil Banten III meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Bung Rachmat ikut bertarung memperebutkan 10 kursi yang sedang diduduki oleh tokoh sekaliber Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Sufmi Dasco (99.002 suara), politisi senior Partai Golkar Andi Achmad Dara (84.111) hingga politisi senior PDIP Rano Karno (274.294 suara).
Meski demikian, Bung Rachmat tak gentar. Ia hanya fokus bekerja bagaimana visi misinya menjadi anggota dewan kelak tersampaikan di tengah masyarakat. Pengalamannya selama 16 tahun menjadi Tenaga Ahli (TA) DPR RI menjadi senjata memperebutkan 4 jutaan suara rakyat di Daftar Pemilih Tetap (DPT) Dapil Banten III.
“Selama kurang 16 tahun mengabdi jadi TA Komisi VII DPR I saya melihat bahwa kegiatan hilirisasi sektor minerba belum berjalan dengan baik. Kegiatan hilirisasi minerba saat ini cenderung dilakukan tanpa roadmap yang jelas dan mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan kita,” kata Rachmat saat ditemui wartawan, Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Putra kelahiran Ujung Pandang, 21 Juni 1977 ini mengungkapkan, Kota Tangerang sebagai “Kota Seribu Industri Sejuta Jasa” perlu dikelola dengan baik. Karena bagi Bung Rachmat, banyaknya industri berproduksi di Tangerang yang berkembangnya sektor jasa mampu mewujudkan kesejahteraan bagi rakyat.
“Pemberdayaan Masyarakat pada wilayah di sekitar industry masih sangat rendah. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa keberadaan industry besar saat ini tidak inline dengan tingkat kesejahteraan Masyarakat sekitar,” ujar Bung Rachmat.
Tangerang sebagai Kota 1000 industri, berdampak pada lemahnya kesadaran masyarakat menjaga kelestarian lingkungan hidup. Sehingga, lanjut Bung Rachmat, perubahan iklim di Tangerang sangat cepat.
Bung Rachmat mencontohkan, Kota Tangerang yang sudah terpilih sebagai kota percontohan dari Global Covenant of Mayors for Climate and Energy (GCoM) di Asia Tenggara terutama di Indonesia perlu dikawal lebih baik ke depan untuk mengembangkan Climate Action Plan (CAP) atau Rencana Aksi Iklim (RAI).
“Masih rendahnya kesadaran dan kepedulian terhadap masalah lingkungan dan perubahan iklim,” terang Bung Rachmat yang lulusan Program Pascasarjana Kajian Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) ini.
Menurutnya, isu lingkungan dan perubahan iklim selama ini hanya sebatas slogam saja. Hingga kini, tegas Bung Rachmat, tidak ada keseriusan dari pemangku kepentingan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
“Isu lingkungan dan perubahan iklim hanya sebatas slogan, sehingga kebijakan yang ada baik dari sisi regulasi maupun pelaksanaannya tidak mampu mengatasi masalah lingkungan dan perubahan iklim secara mendasar,” papar Bung Rachmat.
Bung Rachmat menuntaskan Pendidikan formal di perguruan tinggi negeri seperti Program Pascasarjana Kajian Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Termasuk menamatkan bangku SMA di SMUN 17 Makassar, Sulawesi Selatan.
Selama kuliah, Bung Rachmat aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) seperti Ketua Bidang Diklat BAKORNAS LTMI PB HMI, Ketua Umum Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI) HMI Cabang Makassar. Termasuk aktif MN KAHMI Ketua Bidang Perubahan Iklim dan Restorasi Gambut Periode 2022-2027.
Usai kuliah, Bung Rachmat sebagai Sekertaris Centre for Energy and Innovation Technology Studies (CENITS), BPP Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Anggota Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (PERWAKU), Anggota Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (INTAKINDO).
Pengalaman kerja Bung Rachmat tak tanggung-tanggung, ia pernah menjadi Tenaga Ahli (TA) Komisi VII DPR RI (Konsentrasi Bidang Lingkungan dan Pertambangan), Pengajar pada Institut Teknologi Serpong Fakultas Teknik Jurusan Mesin untuk mata kuliah Pengantar Lingkungan, Asisten Laboratorium Teknik Sipil di Growth Centre APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) Wil. IX Sulawesi
Profile Singkat:
Nama : Rachmat Hidayansyah Razak AP
Tempat/Tgl lahir : Ujung Pandang, 21 Juni 1977
Alamat : Tangerang, Banten
e-mail : r_hidayansyah@yahoo.Com
PENDIDIKAN FORMAL
2004 – 2007 : Program Pascasarjana Kajian Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.
1998 – 2003 : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar.
1996 – 2002 : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil UMI Makassar.
1993 – 1996 : SMUN 17 Makassar
PENGALAMAN ORGANISASI
Organisasi Kemahasiswaan
2003 – 2005 : Ketua Bidang Diklat BAKORNAS LTMI PB HMI
2001 – 2004 : Ketua Umum Lembaga Teknologi Mahasiswa Islam (LTMI) HMI Cabang Makassar
1999 – 2000 : Pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) Universitas Hasanuddin
1999 – 2000 : Direktur Bumatek Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia (UMI)
1999 – 2000 : Wakil Bendahara Umum Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia (UMI)
Organisasi Kemasyarakatan
2022 – Sekarang: Ketua Bidang Perubahan Iklim dan Restorasi Gambut MN KAHMI Periode 2022-2027
Organisasi Profesi
2019 – Sekarang : Sekertaris Centre for Energy and Innovation Technology Studies (CENITS)
2021 – Sekarang : BPP Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI)
2017 – Sekarang : Anggota Perhimpunan Cendekiawan Lingkungan Indonesia (PERWAKU)
2012 – Sekarang : Anggota Ikatan Nasional Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (INTAKINDO)
PENGALAMAN KERJA
2008 – Sekarang: Tenaga Ahli Komisi VII DPR RI (Konsentrasi Bidang Lingkungan dan Pertambangan)
2010 – 2017: Pengajar pada Institut Teknologi Serpong Fakultas Teknik Jurusan Mesin untuk mata kuliah Pengantar Lingkungan
2002 – 2004: Asisten Laboratorium Teknik Sipil di Growth Centre APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) Wil. IX Sulawesi
PERTEMUAN INTERNASIONAL
Des. 2018 : UNFCCC (COP 24/CMP-14) Katowice, Polandia.
Nov. 2016 : UNFCCC (COP 22/CMP-12) Marrakech, Maroko.
Juni 2008 : Peserta Peninjau Pada Basel Convention COP 9 tentang perjanjian internasional yang mengatur pengelolaan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) dan pengaturan lintas batas limbah B3 antar negara. dengan tema “Waste Management for Human Health and Livelihood”di Nusa Dua Bali.
PUBLIKASI ILMIAH
2006 : Buku Peralihan Sistem Energi dari Konvensional menuju Sistem Energi Modern. Penerbit Bakornas LTMI-PB HMI dan ICED Foundation. Sebagai anggota Tim Penulis.
Alasan ingin mencalonkan diri menjadi Anggota DPR RI adalah;
- Selama ±16 tahun mengabdi jadi TA Komisi VII saya melihat bahwa kegiatan hilirisasi sektor minerba belum berjalan dengan baik. Kegiatan hilirisasi minerba saat ini cenderung dilakukan tanpa roadmap yang jelas dan mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan kita
- Pemberdayaan Masyarakat pada wilayah di sekitar industry masih sangat rendah. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa keberadaan industry besar saat ini tidak inline dengan tingkat kesejahteraan Masyarakat sekitar..
- Masih rendahnya kesadaran dan kepedulian terhadap masalah lingkungan dan perubahan iklim. Isu lingkungan dan perubahan iklim hanya sebatas slogan, sehingga kebijakan yang ada baik dari sisi regulasi maupun pelaksanaannya tidak mampu mengatasi masalah lingkungan dan perubahan iklim secara mendasar