Oleh: Ahmad Zubair, Pengurus HMI Cabang Jakarta
Di lihat, dari sisi bagaimana cara menjaga diri terhadap virus corona covid 19 yang mengharuskan menggunakan masker, menjaga jarak dari orang lain, larangan untuk berkumpul dalam keramaian, hidup bersih, sering mencuci tangan dengan sabun, langsung ganti baju setelah bepergian, larangan bersalaman/bersentuhan dengan orang lain.
Kita sedang di ajari/ sedang di beritahu bagaimana hidup bersih, cara hidup sehat dan bagaimana menjaga diri dan jarak dari orang yang belum berhak antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah. Sehingga ada kesadaran jika antara laki-laki dan perempuan yang belum menikah memang di larang bersentuhan dan sudah seharusnya menjaga diri dan membatasi dalam pergaulan.
Di ajarkan pula bahwa khususnya perempuan wajib menutup aurat bahkan seluruhnya hingga menggunakan masker atau sejenisnya sekalipun.
Hal tersebut, adalah ajaran Islam yang sebagian orang sudah melaksanakannya. Masih asing pada sebagian masyarakat umumnya. Dengan kebaikannya membuka jalan untuk siapa yang bersedia mengambil pelajaran, InsyaAllah jika Virus ini berkesudahan dengan baik. Sesuatu yang baik hendaknya terus dapat di lakukan menjadi habit/kebiasaan.
Dalam Qur’an Suroh Ali ‘Imron ayat 190-191 Allah berfirman, yang artinya:
Dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam, terdapat kebesaran Allah bagi orang yang berakal.
Yaitu : Mereka yang mengingat Allah saat duduk, berdiri dan berbaring. Dan memikirkan penciptaan langit dan bumi, (seraya berkata) tidaklah Engkau menciptakan semua sia-sia, peliharalah kami dari api neraka. (QS. Ali ‘Imron : 190-191)
Dari isi Qur’an Suroh Ali ‘Imron tersebut. Bahwa kita yang berakal memikirkan penciptaan langit dan bumi yang di dalamnya ada kebesaran Allah. Salah satu masalah baru yang ada di bumi saat ini adalah virus corona covid 19.
Nama wabah yang insyaAllah bisa di sembuhkan ini, memang unik. Dengan adanya virus ini kita di ajarkan untuk banyak bersabar dan semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan setulus hati.
Jika dilihat dari sisi ibadah dan pendidikan saat ini. Muslim di anjurkan untuk tidak melaksanakan shalat jum’at sementara sampai situasi kondusif. Sekarang kita pikirkan hadits berikut :
Dalam hadits Aisyah Radiallahu ‘Anha dia berkata: Pada hari jum’at orang-orang meninggalkan rumah dan awaly (orang yang berada di luar madinah berjarak 6,5 kilo meter saat itu) menuju Masjid. Mereka datang dengan berselimut debu dengan berkeringat bercucuran. Salah satu dari mereka menemui Rasulallah Salallah ‘Alaihi ‘Wasallam. Ketika itu Beliau berada di rumah saya, kemudian Beliau bersabda pada orang tersebut. “Pada hari yang menjadi milikmu (umat Islam) ini. (Hadits ini di riwayatkan Al -Bukhari, nomor : 902)
Dalam hadits tersebut umat Islam tetap melaksanakan Shalat jum’at, walau saat jalanan berdebu menyelimuti tubuh, keringat yang bercucur dan sebagian bermukin dengan jarak tempuh saat itu 6,5 kilo meter.
Sedangkan pada virus corona covid 19. Tidak ada sesuatu yang memberatkan atau menyulitkan yang menghalangi untuk menunaikan shalat jum’at atau shalat taraweh, kecuali rasa khawatir dan prasangka buruk. Jika kita yakin bahwa Allah lah yang maha kuasa atas ini semua. Dan bersandar padaNya selalu. Banyak berdo’a dan semakin sungguh-sungguh melaksanakan shalatnya. Pasti Allah jadikan baik-baik insyaAllah tidak akan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Seiring dengan berjalannya waktu, adanya virus tersebut. Anak-anak sekolah ikut merasakan dampaknya. Di tiadakannya ujian. Padahal kita hidup juga dengan ujian. Bukankah dengan adanya ujian di semua lembaga pendidikan mengajarkan, agar peserta didik dapat menghadapi ujian hidup mereka kelak dengan sukses dan berkesudahan baik.
Dengan adanya ujian meningkatkan pengawasan atau nasihat orang tua terhadap anak-anak mereka. Juga untuk meningkatkan semangat belajar, meningkatkan potensi, dan otomatis meningkatkan SDM nya.
Disisi lain kita di sentuh informasi yang membuat bertambah gelisah. Seakan sinkron dengan adanya virus corona covid 19 tersebut. Yaitu, informasi mengenai sesuatu yang akan terjadi, sesuatu itu adalah hari kiamat dalam waktu dekat ini. ( jika di tanggal 15 bulan Ramadhan hari jum’at)
Semoga Allah jadikan tgl 15 Ramdhan tahun ini Rahmat dan bertambah kasih sayangnya untuk kita.
Dalam Qur’an Suroh Al Mulk ayat 2. Menerangkan bahwa Allah menciptakan hidup dan mati untuk menguji amalan mana yang lebih baik di sisiNya.
Sedang mati dan hidup adalah dalam area langit dan bumi yang orang berakal pikirkan.
Coba kita renungkan tentang hari kiamat.
Dalam Qur’an Suroh Al zal-Zalah ayat 1-8, yang artinya:
- Apabila bumi di goncangkan dengan goncangan yang dasyat.
- Dan bumi telah mengeluarkan beban berat yang di kandungnya.
- Dan manusia bertanya apa yang terjadi di bumi ini.
- Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya.
- Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu padanya)
- Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok.
- Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrohpun maka akan melihat balasannya.
- Barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar biji zarrohpun akan melihat balasannya.
Saat ini keadaan alam begitu nyaman yang mungkin selama ini kita mengabaikannya. Betapa sejuk desiran angin di senja hari dan betapa indah cahaya merahnya saat itu. Dan sejuknya desiran angin saat masa transisi bergantinya musim yang seakan menawarkan kedamaian. Serta kebaikan-kebiakan lain yang Allah berikan. Menambah syukur yang mendalam padaNya Sang Pencipta. Dalam keadaan alam yang baik ini semoga kita tidak lalai untuk mensyukurinya sehingga alam selalu bersahabat dengan kita.
Sekarang kita bertanya pada diri kita masing-masing sudahkah kita siap jika kiamat datang di waktu dekat. Yaitu keadaan dalam QS Al zal-zalah akan terjadi.
Astaqhfirllah hal adziim.
Lalu bagaimana dengan harapan-harapan kita yang ingin kita miliki hidup didunia. ? Hari kiamat atau hari pembalasan memang harus di yakini adanya dan pasti akan terjadi. Bukan hanya umat Islam yang akan merasakannya tapi seluruh manusia dan mahluk seisi bumi akan merasakan hari kiamat.
Jika kita belum siap, insyaAllah bisa di rubah dengan melaksanakan berbagai kebaikan yang Allah perintahkan, banyak berdo’a, ibadah puasa Ramadhan, jum’at, taraweh, tetap terlaksana.
Dalam hidup ini kita memang harus menang, untuk memiliki apa yang kita inginkan dalam berbagai aspek.
Untuk mencapainya Negara kita harus dalam keadaan sakinah. Oleh sebab itu semuanya harus perduli akan keamanan dan kebaikan Negara kita dengan cara yang benar, setidaknya kita sering berdo’a untuk kebaikan Negara kita.
Selain itu, dalam menggapai apa yang kita inginkan tidak boleh dengan menimbulkan kemungkaran, keburukan atau adu domba pada orang lain. Sehingga pihak yang merasa hancur tidak membawa orang lain dalam kehancuran.
juga harus memikirkan orang lain yang terlibat atau di libatkan dalam urusan kita.
Walau orang tersebut tidak menjabat dalam hubungan keluarga kita seperti, (Ibu, bapak, kakak, adik, saudara atau yg lainnya).
Jika kita membiarkan dan mengabaikan hal ini, sehingga terus berlanjut berhenti shalat jum’at, shalat taraweh, puasa Ramadhan, ceramah, atau kebaikan-kebiakan lain yang Allah perintahkan. Dan tolong menolong dalam kemungkaran dan keburukan. berarti kita sendiri yang menciptakan adanya Virus Corona Covid 19 dan adanya kiamat.
Dalam Qur’an Surat Al Infitor ayat : 19
Artinya: Yaitu, pada hari ketika seseorang sama sekali tiada berdaya untuk menolong orang lain, dan pada hari itu semua urusan dalam kekuasaannya Allah.
Hari kiamat akan terjadi apabila sudah tidak ada orang sama sekali yang menolong orang lain.
Tolong menolong disini dalam kebaikan dan taqwa bukan dalam kekejian dan kejahatan
Seperti firman Allah dalam Qur’an Al maidah ayat 2.
Semoga bermanfaat
Semoga Umaro dan Ulama kita berkemampuan selalu di jalan Allah yang memberikan kebaikan seperti yang Allah perintahkan.
Di beri petunjuk yang baik dengan kalimat mulia.
Dan kita di lindungi, dan di selamatkan Allah
dari Virus corona covid 19. Dan mampu selalu menolong orang lain dalam kebaikan.