Oleh: Dr. H. Munawir Kamaluddin, MA., M.H, Akademisi Tinggal di Sulawesi Selatan dan Dosen UIN Alauddin, Makassar
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا
فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰۤىِٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Al-Quranul Karim dalam pandangannya yang universal dan komprehensif tentang manusia dan alam kehidupan telah memberikan informasi yang cukup jelas dan gamblang bahwa sudah menjadi aksioma (kebenaran mutlak dalam perspektif agama) bahwasanya salah satu persoalan fundamental dan determinan dalam meraih kesuksesan dan keberhasilan pada semua segmen kehidupan adalah urgensi akan rahmat dan berkah Allah SWT. karena tanpa rahmat Allah SWT. segala sesuatu akan gagal dan tidak bermakna sebab rahmat dan berkah Allah SWT. adalah kunci segala keberhasilan.
Di era digital seperti saat sekarang ini yang sering disebut sebagai era dimana teknologi komputer dan internet menjadi sangat mudah diakses dan penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai bidang seperti politik, bisnis, pendidikan, komunikasi, budaya, dan aneka ragam persoalan.
Disamping itu, era digital ini juga sering disebut sebagai era globalisasi, dimana perdagangan, investasi, dan komunikasi antar negara semakin mudah dan cepat. Tentu hal ini juga mencakup perkembangan teknologi yang memungkinkan akses yang lebih luas terhadap informasi dan budaya global yang sedang berlangsung.
Zaman globalisasi dan era digital yang ditandai dengan peningkatan interdependensi (saling ketergantungan) antar negara dan perusahaan multinasional yang meningkatkan keterkaitan ekonomi, politik, serta budaya di seluruh dunia dan antar berbagai negara.
Aneka ragam pendapat tentang dampak globalisasi, beberapa di antaranya positif dan beberapa negatif. Namun demikian, ini menjadi fenomena yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi dan budaya global saat sekarang ini.
Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah rahmat dan berkah Allah SWT. di era digital atau globalisasi masih diperlukan dan menjadi prioritas? Mengingat kehebatan manusia sedemikian maju dan berkembang begitu pesat, sehingga hampir seluruh persoalannya dapat mereka atasi , maka dampaknya peranan spiritualitas tidak begitu urgen dan menentukan dalam pandangan orang moderen seperti saat sekarang.
Termasuk dalam kaitannya dengan perkembangan politik tanah air yang sedang dan akan menghadapi pesta demokrasi dengan pemilihan presiden dan wakil presiden (Pilpres), pemilihan legislatif ditingkat kabupaten/kota, provinsi dan pusat (Pileg), dan yang tak kalah pentingnya adalah pemilihan kepala daerah ditingkat provinsi dan kabupaten/kota (Pilkada). Pertanyaan yang kemudian muncul adalah masihkah rahmat Allah SWT. diperlukan dalam menghadapi perhelatan akbar tersebut? ataukah tidak ada kaitannya dengan persoalan politik?
Sejalan dengan Pemilu yang sudah tinggal menghitung hari (14 Februari 2024) kita juga sedang memperingati peristiwa penting dan bersejarah yang telah dilakukan dan dilakonkan manusia terbaik pilihan Rasulullah Muhammad SAW. dalam perjalanan spiritual yang dikenal dengan peristiwa Isra’ Mi’raj yang terjadi pada 27 Rajab tahun ke-10 dari kenabian atau tahun 621 M. Karena itu kita akan mencoba melihat sejauh mana relevansi anatara rahmat Allah SWT. dengan peristiwa Isra’ Mi’raj ketika kita kaitkan dengan perhelatan politik pada pemilu 2024 ini yang diharapkan dapat berjalan damai, santun, sejuk dan penuh toleransi dengan sikap saling menghargai pilihan masing-masing tanpa ada teror, intimidasi ataupun aksi-aksi kekerasan lainnya.
Menghadirkan Rahmat Allah SWT. dalam Pemilu Damai : Sebagai Filosofi dan Hikmah Isra’ Mi’raj.
Pemilihan umum (Pemilu), baik itu dalam bentuk Pilpres, Pileg, maupun Pilkada, merupakan momen krusial dalam kehidupan berdemokrasi suatu negara. Pemilu bukan hanya sekadar proses politik, tetapi juga cerminan dari nilai-nilai keadilan, keberagaman, dan persatuan suatu bangsa. Dalam menyikapi pemilu yang akan datang, penting bagi umat Islam untuk mengaitkan pemahaman akan hikmah Isra’ Mi’raj dengan upaya meraih rahmat Allah SWT. dalam menjalani pemilu yang damai dan bermartabat.
- Hikmah Isra’ Mi’raj : Sebuah Perjalanan Spiritual yang Penuh Makna
Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan spiritual Rasulullah Muhammad SAW. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan kemudian ke langit ketujuh. Selama perjalanan ini, Rasulullah SAW. menerima wahyu dan arahan penting dari Allah SWT. yang mengandung banyak hikmah dan pelajaran bagi umat manusia.
- Makna Isra’ Mi’raj :Peristiwa Isra’ Mi’raj adalah bukti nyata dari kekuasaan dan kemurahan Allah SWT. Rasulullah SAW. diberikan kesempatan langka untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. dan menerima petunjuk-petunjuk penting yang menjadi pedoman bagi umat manusia.
- Hikmah Isra’ Mi’raj :Isra’ Mi’raj mengandung beragam hikmah, antara lain mengajarkan tentang pentingnya tawakal kepada Allah SWT., memahami makna sebenarnya dari kehidupan ini, dan menjalani setiap ujian dengan kesabaran dan keimanan yang kuat.
- Meraih Rahmat Allah SWT. dalam Pemilu yang Damai
Dalam menyambut pemilu yang akan datang, umat Islam di Indonesia dituntut untuk menjadikan rahmat Allah SWT. sebagai fokus utama dalam setiap langkah dan tindakan yang diambil.
- MencariRahmat Allah SWT. : Al-Quran secara tegas menjanjikan rahmat Allah SWT. kepada orang-orang yang bertakwa. Oleh karena itu, dalam menjalani proses pemilu, kita harus senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
- Mengambil Hikmah dari Isra’ Mi’raj :Peristiwa Isra’ Mi’raj mengajarkan bahwa kehadiran Allah SWT. senantiasa menyertai setiap langkah hidup manusia. Dalam konteks pemilu, kita harus mengambil hikmah tersebut dengan menjadikan Allah SWT. sebagai pusat dari segala langkah politik yang kita ambil.
- Pemilu Damai : Tantangan dan Harapan
Pemilu yang damai dan beradab adalah harapan bersama semua pihak. Namun, dalam prakteknya, terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi dalam menjaga keamanan dan kedamaian selama proses pemilu.
- Tantangan Keamanan :Salah satu tantangan utama dalam pemilu adalah menjaga keamanan dan menghindari konflik antar pendukung kandidat yang berbeda. Hal ini membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga keamanan, dan masyarakat sipil.
- Harapan Kedamaian :Meskipun terdapat tantangan, pemilu juga merupakan peluang besar untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui pemilu yang damai, kita dapat menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang toleran dan demokratis.
- Strategi Meraih Rahmat Allah SWT. dalam Pemilu
Untuk meraih rahmat Allah SWT. dalam pemilu, terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan oleh umat Islam dan seluruh masyarakat Indonesia.
- Doa dan Istighfar :Doa merupakan senjata terkuat umat Islam. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berdoa kepada Allah SWT. agar diberikan petunjuk-Nya dalam menjalani pemilu yang berkeadilan dan beradab.
- Bertindak Sesuai dengan Ajaran Islam :Seluruh langkah dan tindakan yang kita ambil dalam pemilu haruslah sesuai dengan ajaran Islam, seperti keadilan, toleransi, dan persatuan.
- Menghubungkan Pemilu dengan Hikmah Isra’ Mi’raj
Dengan mengaitkan pemilu dengan hikmah Isra’ Mi’raj, kita dapat lebih memahami bahwa setiap langkah yang kita ambil dalam menjalani kehidupan ini harus diiringi dengan kesadaran akan kehadiran Allah SWT. Isra’ Mi’raj mengajarkan kepada kita bahwa Allah SWT. senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan kepada hamba-Nya yang taat.
- Kesimpulan
Pemilu Pilpres, Pileg, dan Pilkada tahun 2024 adalah kesempatan berharga bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah bangsa yang demokratis, toleran, dan damai. Dengan menjadikan rahmat Allah SWT. sebagai fokus utama, kita dapat meraih kesuksesan dalam proses pemilu dan membangun Indonesia yang lebih baik. Semoga pemilu kali ini dapat berjalan dengan lancar dan damai, serta memberikan hasil yang terbaik bagi bangsa dan negara. Amin.
- Penutup
Dalam penutup, mari kita bersama-sama berdoa agar pemilu yang akan datang berjalan dengan aman, damai, dan lancar. Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua dan menjadikan pemilu kali ini sebagai tonggak sejarah dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemajuan dan keberhasilan yang lebih besar. Amin.
والله أعلم بالصواب
Disampaikan pada Khutbah Jumat di Masjid Al-Markaz Al-Islami Jenderal M. Jusuf
(09 Februari 2024 M. / 28 Rajab 1445 H.)