Siapa Bela Rakyat? Bamsoet vs Fadel: Rebutan Kursi Ketua MPR

Sesuai jadwal, pemilihan Ketua MPR RI digelar malam ini, 19.00 WIB. Dari informasi yang beredar di sejumlah media, ada dua nama yang berpeluang merebut Ketua MPR Ri tersebut. Yakni, dua politisi senior dari Partai Golkar: Bambang Soesatyo (Bamseot) dan Fadel Muhammad (FM).

Bamsoet yang didukung oleh koalisi kuat dari sejumlah fraksi di DPR seperti Golkar, PDIP, Nasdem, PKB, PKS, Demokrat, PAN dan PPP. Sisa Fraksi Gerindra yang bertahan ingin mengusung kadernya sendiri, Muzani.

Hampir para elit partai di DPR bersatu mendukung Bamsoet terpilih menjadi Ketua MPR RI. Mengutip Lintas Parlemen, berita yang diturunkan “Bersatu Mendukung Bamsoet Jadi Ketua MPR RI”. Terlihat dari tulisan tersebut, mayoritas partai di DPR mendukng Bamsoe minus Gerindra.

Sementara Fadel didukung penuh oleh kekuatan DPD RI. Setelah Fadel terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat ( DPD) Republik Indonesia dari daerah pemilihan (Dapil) Gorontalo 2019-2024 melalui kesepakatan dari unsur DPD RI dalam rapat pleno DPD RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2019) semalam. Fadel punya peluang, apalagi jika pemilihan digelar dengan sistem voting.

Jika ditilik dari situ, kedua kandidat tersebut punya peluang yang sama. Tinggal bagaimana strategi masing-masing tim sukses memenangkan kursi ketua MPR tersebut. Meski kursi DPD hanya 136 tapi kejutan dalam politik sering terjadi. Apalagi Fadel memiliki sahabat di sejumlah partai yang ada di DPR, sebut saja Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Itu artinya, Bamsoet jangan percaya diri dulu dengan adanya dukungan banyak itu. Khususnya saat digelar secara voting.

Bamsoet Ingin Musyawarah Mufakat

Strategi Bamsoet bisa dibaca melalui Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang ingin bahwa sistem pemilihan ketua MPR RI malam ini diambil atau diputuskan secara musyawarah mufakat. Menurut Surya Paloh tak ingin Ketua MPR dipilih secavara voting. Baginya, sangat ironis jika pada akhirnya ketua MPR ditetapkan melalui sistem voting. Mengingat semua fraksi di DPR dan DPD telah dipastikan memperoleh jatah kursi pimpinan di MPR RI.

“Sangat Ironis bagi saya kalau memang (ketua MPR RI 2019-2024) itu tidak tercapai dengan pelaksanaan musyawarah mufakat, ini baru lucu-lucu bagi orang ini,” kata Surya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2019) kemarin.

Hal itu disampaikan oleh Nasdem usai memberikan dukungannya kepada Bamsoet. Tak hanya itu, Bamsoet, menurut Surya Paloh memiliki kapasitas, pengalaman dan kapabilitas memimpin MPR setelah memimpin DPR hanya 21 bulan usai dilantik pada tanggal 15 Januari 2018 lalu.

“Nasdem sangat mendukung saudara Bambang Soesatyo (Bamsoet). Ada kapasitas kapabilitas yang dimiliki (Bamseot) ada experiment sudah experience sudah diperlihatkan atau ditunjukan sebelumnya sebagai ketua DPR dan dari partai yang juga representatif yakni dari Golkar,” tegas Surya Paloh.

Hal senada disampaikan oleh PKB, melalui Sekretaris Fraksi PKB Neng Eem Marhamah Zulfa, PKB mendorong agar penetapan ketua MPR RI dengan musyawarah mufakat, bukan voting seperti yang diinginkan oleh DPD RI alias kubu Fadel Muhammad.

“Sesuai kesepakatan kami di PKB, kami berharap bahwa kita enggak ada voting-voting lagi dan sudah musyawarah mufakat dalam menentukan ketua MPR RI,” kata Sekretaris Fraksi PKB Neng Eem Marhamah Zulfa.

“Saya pikir kalau Pak Bamsoet ingin jadi ketua, bisa menyesuaikan dengan musyawarah mufakat saja jangan melalui voting,” terang Neng Eem.

Sementara partai pengusung Bamsoet juga yakin dengan musyawarah mufakat lebih baik daripada voting. Oleh Ketua Fraksi Golkar di MPR Zainudin Amali sangat yakin calon akan menjadi ketua MPR RI jika sistem terpilih secara musyawarah mufakat

Jika dilihat dari pengalaman Amali, ia diyakini mengantar Bamsoet merebut ketua MPR RI. Alasan itu Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto meberi mandat untuk melakukan lobi dengan fraksi di MPR.

Amali mengungkapkan peta politiknya, dalam rapat konsultasi, semua fraksi yang ada di MPR RI telah bersepakat untuk memilih ketua MPR melalui musyawarah, bukan voting seperti yang diinginkan oleh Fadel Muhammad. Dia yakin Bamsoet yang akan terpilih oleh mayoritas fraksi MPR setelah mendapatkan dukungan seluruh fraksi, diluar Gerindra.

“Setelah melihat perkembangan, pada umumnya fraksi-fraksi yang ada, mereka menginginkan musyawarah mufakat. Dan kami punya keyakinan, Bamsoet bisa memperoleh dukungan dari banyak fraksi-fraksi lain. Jika musyawarah mufakat, kan nanti hasilnya satu nama, yakni saudara Bamang Soesatyo,” ujar Amali di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (1/10).

Itu artainya, tugas Amali sudah mulai sedikit berkurang. Wajar jika Amali kemudian bersyukur tinggal menanti dukungan dari fraksi Gerindra. Amali menyampaikan perihal Gerindar, bahwa pihaknya akan getol berkomunikasi dan lobi dengan Gerindra mendukung Bamsoet.

“Saya kira kita coba lagi berkomunikasikan dengan Gerindra agar supaya calon kita pak Bambang Soesatyo bisa mendapatkan dukungan penuh dari Gerindra,” terang Amali asal Dapil Jawa Timur XI.

Sangat wajar jika optimisnya pihak Bamsoet meraih kursi ketua MPR RI 2019-2024. Khususnya, telah Amali melihat sinyal seluruh partai dan DPD akan menyepakati nama Bamsoet. Sehingga semua fraksi telah menyatakan akan memilih secara musyawarah. “Saya merasa kandidat kita peluang besar untuk pak Bambang Soesatyo menjadi ketua MPR,” terang Amali.

Fadel Kukuh Maju Ketua MPR dengan Voting

Fadel melalui DPD RI tak main-main merebut kursi ketua MPR RI. Lihat saja Fadel pasca terpilih dari DPD melangkah ke MPR RI mewakil utusan daerah tersebut. Fadel berjanji akan menemui Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjelang pemilihan Ketua MPR RI, Kamis (3/10) malam ini. Menarik!

“Serelah ini (setelah terpilih jadi pimpinan MPR RI dari unsur DPD RI) saya akan bertemu dengan Ibu Megawati. Saya kan sangat kenal baik dengan beliau. Saya akan konsultasi dengan beliau, kan karena PDIP. Apalagi PDIP partai pemenang pemilu 2019. Soal calon ketua MPR RI, saya sudah berdisikusi dengan teman-teman anggota DPD RI terpilih. Kebetulan di situ, saya yang paling senior di antara teman-teman,” kata Fadel.

Jika melihat komentar Fadel, ia ingin meraih kursi ketua MPR dengan cara ‘memecah’ persatuan fraksi-fraksi DPR yang sudah dirajut oleh Golkar. Menurut Fadel, dari pembicaraan yang sudah ada di Senayan, ada tiga kubu atau kelompok yang akan memperebutkan kursi Ketua MPR, yaitu Golkar bersama PPP, PKB, dan NasDem.Fadel belum yakin partai-partai di DPR mendukung Bamsoet

Kelompok kedua, kata Fadel, Gerindra bergabung dengan PDIP, dan kelompok ketiga adalah Demokrat dan PAN. Benarkah koalisi yang dikerjakan oleh Amali belum menemukan kesepatakan?

“DPD nanti akan rapatkan bersama. Kita lihat, kalau kami bergabung, katakan tinggal dua kelompok saja. Kami bergabung ke mana? Kalau voting, kami akan menang di situ. Untuk itu, kami akan bicarakan secara internal dengan teman-teman DPD, kemudian kita akan menentukan sikap, apa sikap yang kita mau ambil,” ujar Fadel seperti dikutip wartaekonomi.

Tak hanya itu, keseriusan Fadel meraih kursi itu, ia berencana Kamis (3/10) pagi akan bertemu dengan pimpinan empat partai politik untuk membicarakan peluangnya menjadi Ketua MPR. Namun, sangat disayangkan, pada kesempatan itu, Fadel tidak menyebut parpol mana saja yang aka ditemui.

Fadel akan menjajaki dengan tiga kelompok, mana yang berkomitmen untuk penguatan DPD ke depan karena selama ini DPD dilihat “sebelah mata”.

Beda Bamsoet beda Fadel. Fadel punya senjata pamungkas dengan menjual gagasan dan mimpi untuk lembaga DPD RI. Hal itu terungkap saat menyampaikan visi dan misinya Pimpinan MPR unsur DPD. Di mana Fadel ingin amendemen UUD 1945 terbatas untuk penguatan fungsi DPD. Menurut Fadel, langkah penguatan itu sangat dibutuhkan untuk memperjuangkan aspirasi daerah, khususnya di pelosok.

“Saya sudah katakan bahwa untuk amendemen UUD 1945 tidak mudah, tapi jalan ke sana da. Saya ingin DPD lebih berfungsi optimal, lebih mendapatkan peran yang besar. Saya akan berjuang mati-matian setelah mendapatkan kepercayaan ini agar dana transfer daerah sebesar Rp 800 triliun harus menjadi pegangan dari DPD,” paparnya.

Fadel sangat optimis karena tokoh daerah yang ada di DPD mendukungnya. Fadel menilai, penting baginya, dan anggota DPD lainnya berjuang dari sini untuk merebut kursi Ketua MPR. Mengingat kelompok DPD memiliki jumlah anggota terbanyak di MPR sebanyak 136 orang, mengalahkan fraksi PDI-P sebagai partai pemenang Pemilu memiliki 128 anggota di MPR.

Dari analisis di atas, baik Bamsoet maupun Fadel atau juga Fraksi Gerindra dengan Muzani-nya perlu mengambil langkah strategis sore ini sebelum pemilihan digelar. Baik Fadel maupun Muzani bisa saja bersatu. Fadel bisa melakukan lobi-lobi politik ke SBY dan Megawati. []

“SIAPA YANG TERPILIH NANTI, HARUS MEMBELA KEPENTINGAN RAKYAT KECIL DI SELURUH NUSANTARA”

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *