Sarasehan Petani DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi: Dari Sawah Kami Berdiri, Untuk Negeri Kami Bertani

BEKASI ~ Dalam momentum Hari Tani Nasional 2025, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi menggelar kegiatan Syukuran dan Sarasehan Petani yang berlangsung penuh semangat dan makna di Kantor DPC PDI Perjuangan, Kamis (25/9/2025). Acara yang bertajuk “Kembali ke Sawah, Menyemai Kehidupan” ini menjadi titik temu antara pemangku kebijakan, petani, tokoh masyarakat, serta generasi muda dalam upaya membangun masa depan pertanian yang adil, lestari, dan berdaulat.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, antara lain para tokoh petani, budayawan, musisi, pelajar, mahasiswa, pemuda, Ketua Banser, Ketua JAJAKA, HK. Damin Sada, serta Sekjen KNPI Kabupaten Bekasi, Tri Gunawan. Nuansa kebudayaan terasa kuat lewat suguhan akustik dan pembacaan puisi yang menggambarkan harapan dan perjuangan kaum tani di tengah arus modernisasi dan industrialisasi yang sering kali mengorbankan lahan produktif.

Dalam sambutannya, PLT Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi, Sanusi, menegaskan pentingnya perlindungan terhadap lahan pertanian sebagai jantung ketahanan pangan nasional. “Hari ini kita tidak hanya bersyukur, tapi juga menyusun strategi. Dengan Perda LP2B yang telaj disahkan oleh Bupati Bekasi, kita telah mengunci 35.036 hektare lahan pertanian utama dan 1.880 hektare lahan cadangan. Ini bukan sekadar angka, tapi tentang benteng masa depan pangan bangsa,” ujarnya disambut tepuk tangan meriah.

Sanusi menekankan bahwa implementasi Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 serta Perda LP2B Kabupaten Bekasi harus dijadikan pilar utama kebijakan daerah. Ia menyampaikan bahwa Perda ini bukan hanya melindungi lahan, tapi juga menghadirkan insentif nyata bagi petani: mulai dari keringanan PBB, kemudahan akses teknologi, informasi pertanian, hingga percepatan sertifikasi tanah. “Ini adalah bentuk nyata keberpihakan kepada petani. Tidak boleh ada kompromi terhadap mafia tanah dan pengalihfungsian ilegal,” tegasnya.

Selain sebagai ajang refleksi, sarasehan ini menjadi ruang dialog terbuka antar generasi dan kelompok kepentingan. Diskusi hangat terjalin mengenai tantangan regenerasi petani, akses pasar, dan peran teknologi. Dalam forum ini, aspirasi petani digali, dicatat, dan dijanjikan untuk ditindaklanjuti sebagai bahan kebijakan pembangunan daerah berbasis keadilan agraria dan kedaulatan pangan.

PDI Perjuangan menegaskan bahwa keberpihakan terhadap petani bukan hanya narasi politik, tetapi amanah ideologis. “Partai ini berdiri dari rahim penderitaan rakyat. Maka, selama petani masih miskin di negeri agraris, perjuangan belum selesai,” tegas Sanusi yang disambut yel-yel “Hidup Petani!” oleh peserta yang hadir.

Momentum ini juga dijadikan wahana konsolidasi kekuatan rakyat dalam menolak segala bentuk pengkhianatan terhadap reforma agraria. Dalam suasana yang penuh kehangatan, seluruh elemen yang hadir menyatakan dukungan terhadap penguatan Perda LP2B sebagai alat hukum yang tidak bisa dinegosiasikan oleh kepentingan investor semata.

Dengan semangat gotong royong dan keberpihakan yang teguh, PDI Perjuangan Kabupaten Bekasi menutup acara dengan komitmen untuk menjadikan Kabupaten Bekasi sebagai benteng pertanian produktif di Jawa Barat. Hari Tani Nasional 2025 bukan sekadar peringatan, tetapi deklarasi bersama: Petani Kuat, Indonesia Berdikari.

(CP/red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *