PERSATUAN: Menghargai Perbedaan dan Membangun Sinergi untuk Kemaslahatan Umat dan Bangsa

Oleh: Munawir K, Dosen UIN Alauddin Makassar

Perbedaan pendapat dalam masyarakat, baik yang terkait dengan mazhab agama maupun afiliasi politik, sering kali menjadi sumber perpecahan dan konflik.

Bacaan Lainnya

Islam mengajarkan nilai-nilai persatuan, toleransi, dan akhlak mulia yang seharusnya menjadi pedoman dalam menyikapi perbedaan tersebut.

Dengan memahami dan mengaplikasikan ajaran-ajaran Islam, umat dapat bersinergi untuk membangun bangsa yang maju dan harmonis, serta mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam).

Islam menekankan pentingnya menjaga persaudaraan dan persatuan di antara umat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menegaskan bahwa perbedaan adalah kehendak Allah yang bertujuan agar kita saling mengenal dan menghormati satu sama lain. Kriteria kemuliaan di sisi Allah bukanlah perbedaan suku, bangsa, atau mazhab, melainkan ketakwaan.

Perbedaan Mazhab dan Politik

Fanatisme golongan (ta’assub mazhabi) dan afiliasi politik yang berlebihan dapat merusak persatuan umat. Para ulama menegaskan pentingnya memahami bahwa setiap mazhab memiliki dasar-dasar yang sahih dan bisa dipertanggungjawabkan. Imam Syafi’i berkata:

رَأْيِي صَوَابٌ يَحْتَمِلُ الْخَطَأَ، وَرَأْيُ غَيْرِي خَطَأٌ يَحْتَمِلُ الصَّوَابَ
“Pendapatku benar namun bisa jadi salah, pendapat orang lain salah namun bisa jadi benar.

Pernyataan ini mengajarkan kita untuk terbuka terhadap perbedaan dan selalu mempertimbangkan kemungkinan kesalahan dalam pandangan kita sendiri.

Menghindari Perpecahan dan Menjaga Akhlak dalam Berdiskusi

Allah SWT berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai. (QS. Ali ‘Imran: 103)

Rasulullah SAW bersabda:

لَا تَبَاغَضُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
“Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling dengki, janganlah saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam berdiskusi dan menyampaikan pendapat, penting untuk menjaga adab dan akhlak. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Sinergi untuk Kemaslahatan Umat dan Bangsa

Perbedaan pendapat tidak seharusnya menghalangi kita untuk bersinergi dalam membangun umat dan bangsa. Sebaliknya, perbedaan ini bisa menjadi kekuatan jika dikelola dengan baik. Allah SWT berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (QS. Al-Ma’idah: 2)

Membangun Stabilitas dan Harmoni

Stabilitas, keamanan, dan harmonisasi adalah syarat utama bagi kemajuan bangsa. Ketika umat bersatu dan bekerja sama, mereka dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berkreasi dan berinovasi. Rasulullah SAW bersabda:

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lain. (HR. Bukhari dan Muslim)

Kontribusi terhadap Kemaslahatan Umat dan Kemanusiaan

Islam mengajarkan bahwa kita harus memberi manfaat bagi sesama. Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
*Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.* (HR. Thabrani)

Dengan bersinergi dan bekerja sama, umat Islam dapat memberikan kontribusi besar bagi kemaslahatan umat dan kemanusiaan secara umum. Ini akan membuktikan bahwa Islam benar-benar adalah rahmatan lil ‘alamin.

Langkah-Langkah Solutif dalam Mengatasi Perbedaan Pendapat atau Pandangan

1. Pendidikan dan Pemahaman

Langkah pertama dalam mengatasi perbedaan adalah dengan meningkatkan pemahaman dan pendidikan tentang pentingnya toleransi dan persaudaraan dalam Islam. Umat Islam harus diberikan pemahaman yang benar tentang ajaran Islam yang menganjurkan persatuan dan saling menghormati.

Mengadakan Kajian dan Diskusi Interaktif:
Membuka ruang dialog yang sehat dan konstruktif antara berbagai kelompok dan golongan dalam Islam untuk saling memahami perbedaan masing-masing.

Rasulullah saw. Telah bersabda:
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah)

Menyediakan Materi Edukasi tentang Toleransi:
Membuat dan menyebarluaskan buku, artikel, dan media lainnya yang menjelaskan pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan.

2.Membangun Komunikasi yang Baik

Komunikasi yang baik adalah kunci untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik.

Mengembangkan Etika Berkomunikasi:
Mengajarkan pentingnya berkomunikasi dengan sopan dan penuh hormat, serta menghindari bahasa yang kasar dan provokatif.

قَوْلُهُ تَعَالَى: وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا
Firman Allah: “Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah: 83)

Menggunakan Media Sosial dengan Bijak:
Mengarahkan umat untuk menggunakan media sosial sebagai alat untuk menyebarkan pesan perdamaian dan persatuan, bukan sebagai sarana untuk menyebar kebencian.

3. Menjunjung Tinggi Akhlak Mulia

Akhlak mulia adalah landasan utama dalam hubungan sosial umat Islam.

Memberikan Teladan yang Baik:
Pemimpin agama dan tokoh masyarakat harus menjadi teladan dalam menunjukkan sikap toleransi dan menghargai perbedaan.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: مَا كَانَ خُلُقُ نَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا الْقُرْآنَ

Aisyah RA berkata: “Akhlak Nabi Allah SAW adalah Al-Qur’an.”* (HR. Muslim)

Membangun Budaya Saling Menghargai:
Mengajarkan umat untuk selalu menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri.

رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

4. Memperkuat Persaudaraan dan Kerjasama

Memperkuat persaudaraan dan kerjasama di antara umat Islam adalah langkah penting untuk mengatasi perpecahan.

Membangun Kegiatan Bersama:
Mengadakan kegiatan sosial dan keagamaan bersama yang melibatkan berbagai kelompok dan golongan.

قَوْلُهُ تَعَالَى: وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ
Firman Allah: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (QS. Al-Ma’idah: 2)

*lMenciptakan Proyek Bersama:

Mengembangkan proyek-proyek bersama yang bermanfaat bagi umat, seperti proyek kemanusiaan, pendidikan, dan kesehatan.

رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ
Rasulullah SAW bersabda: “Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak boleh menzaliminya dan tidak boleh menyerahkannya (kepada musuh).” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Meningkatkan Kesadaran Politik yang Sehat

Kesadaran politik yang sehat dan bertanggung jawab sangat penting untuk menghindari perpecahan akibat afiliasi politik.

Mengajarkan Pentingnya Kepentingan Bersama:
Menekankan pentingnya mendahulukan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan golongan atau kelompok tertentu.

قَوْلُهُ تَعَالَى: إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ
Firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Oleh karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu.” QS. Al-Hujurat: 10)

Menghindari Politisasi Agama:
Menghindari penggunaan agama sebagai alat politik yang dapat memecah belah umat

رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ، أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ، أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang berperang di bawah bendera kejahilan, marah karena asabiyah, atau menyeru kepada asabiyah, atau menolong karena asabiyah lalu terbunuh, maka ia terbunuh dalam keadaan jahiliyah.”(HR. Muslim)

Kesimpulan

Islam mengajarkan bahwa perbedaan dalam mazhab, pandangan politik, dan aspek-aspek lain dalam kehidupan seharusnya tidak menjadi sumber perpecahan di antara umat Islam.

Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur’an, hadits Nabi, serta nasihat para sahabat dan ulama, umat Islam dapat membangun sinergi untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkemajuan.

Kerjasama dalam kebaikan dan takwa, menjaga akhlak mulia, serta mengedepankan kepentingan bersama di atas kepentingan golongan adalah kunci utama dalam mencapai tujuan ini.

Islam, sebagai rahmatan lil ‘alamin, adalah agama yang membawa kedamaian, keadilan, dan kemaslahatan bagi seluruh alam.????
SEMOGA BERMANFAAT

Pos terkait