Penguasaan Akar Rumput Menentukan Kemenangan Pilpres 2024

Oleh : Afdal Ghifari | Direktur Rumah Narasi Indonesia

Analis politik ini menyampaikan bahwa kunci kemenangan Pilpres mendatang adalah paslon yang penetrasinya sampai ke level bawah. Artinya kerja-kerja organik tim dan relawan masing-masing paslon bisa menjangkau setiap lapisan masyarakat secara langsung. Komposisi pemilih hari ini masih didominasi oleh kalangan menengah ke bawah baik dari segi ekonomi maupun pendidikan.

Itulah sebabnya mengapa angka kepuasan (approval rating) Jokowi sampai hari ini tetap masi sangat tinggi karena masyarakat menilai program bansos yang diberikan pemerintahan Jokowi sangat membantu mereka. Itu juga sebabnya mengapa politik uang masih sangat tinggi di Indonesia, karena latar belakang ekonomi dan pendidikan.

Lantas apakah soal politik ide dan gagasan harus ditinggalkan? Menurutnya justru ini menjadi tantangan masing-masing paslon untuk bisa mengemas dengan lebih sederhana ide dan gagasan mereka untuk kalangan tersebut diperlukan visi-misi atau ide dan gagasan yang mudah dicernah oleh kalangan menengah ke bawah. Karena isu utama saat ini yang bisa menyentuh masyarakat bawah pastinya soal ekonomi seperti pemenuhan kebutuhan pokok, pekerjaan dan akses terhadap layanan kesehatan itulah kebutuhan mendasar masyarakat.

Olehnya itu, isu ekonomi makro, demokrasi, hukum/HAM, lingkungan, climate change dan geopolitik tidak terlalu berpengaruh terhadap sebagian besar masyarakat Indonesia kecuali untuk kalangan ekonomi dan pendidikan menengah ke atas.

Selanjutnya, Indonesia adalah masyarakat paguyuban yang berarti hidup secara berkelompok, kebalikan dari masyarakat patembayan (individualistik) dalam masyarakat paguyuban setiap anggota kelompok menyelaraskan segalah bentuk sikap dan perilakunya berdasarkan kelompoknya yang memungkinkan mereka menentukan pilihan politiknya karena pengaruh kelompok masyarakat tersebut, termasuk yang dianggap berpengaruh dalam kelompok tersebut. Olehnya itu, pendekatan terhadap para tokoh-tokoh masyarakat adalah sesuatu yang sangat penting karena mereka merupakan patron dalam setiap kelompok dalam masyarakat.

Kontestasi elektoral di Indonesia sangat berbeda dengan negara-negara demokrasi yang ada di Eropa yang penduduknya rata-rata kalangan menengah ke atas dan kondisi sosiologis masyarakatnya yang patembayan atau individual. Olehnya itu, ia mengingatkan setiap pasangan calon jangan hanya fokus pada strategi marketing politik lewat sosial media bahkan terbuai dengan apa yang ada di sosial media. Karena sosial media itu menggambarkan dua hal yang berbeda dalam kehidupan nyata masyarakat.

Pertama, pengguna sosial media sifatnya segmentatif. Beberapa flatform sosial media tertentu banyak digunakan oleh kalangan menengah atas sepertu twitter (X) dan instagram. Kita sering menemukan keriuhan politik di twitter namun tidak berpengaruh di masyarakat langsung.

Kedua, sosial media tidak terikat dengan kelompok masyarakat tertentu artinya sifatnya individual dan hanya beredar berdasar logika algoritma, artinya kelompok nonpartisan pasti algoritma sosial medianya jarang menampilkan isu terkait politik. Jadi walau pengguna aktif sosial media kita di angka 70 persenan dari keseluruhan penduduk Indonesai, belum tentu mereka semuanya tersentuh penetrasi konten politik.

Jadi sebaiknya di masa kampanye ini masing-masing paslon memperkuat akar rumput sekaligus menjadi ajang pendidikan politik bagi masyarakat melalui penyampaian gagasan masing-masing paslon dengan menghidari cara-cara yang pragmatis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *