Pengamat Apresiasi IPPA Fest Kemenimipas: Sebagai Centre of Excellence Dukungan Karya Warga Binaan

Jakarta – Analis politik dan pemerhati sosial, Nasky Putra Tandjung, mengapresiasi atas terselenggaranya ajang Indonesia Prison Product dan Art Festival (IPPA Fest) 2025 yang inisiatif oleh Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) dibawah kepemimpinan Menteri Imipas, Jenderal Pol (Purn), Drs. Agus Andrianto, SH., M.H.

Nasky menilai, Ajang IPPA Fest ini menjadi bagian dari implementasi asta cita Presiden RI, Prabowo Subianto dan implementasi dari 13 program akselerasi yang dicanangkan Menteri Imipas.

“Sebagai bagian dari elemen masyarakat sipil (civil society), Kami sangat bangga, apresiasi dan mendukung penuh agar ajang IPPA Fest 2025 terus dilakukan secara berkelanjutan (sustainaible) guna membangun pemahaman publik mengenai warga binaan pemasyarakatan (WBP) di Lapas. Karena, warga binaan bukanlah obyek penghukuman semata, mereka juga individu yang memiliki potensi, mampu berkarya dan bisa berkontribusi secara positif bagi masyarakat, bangsa dan negara,” ujar Nasky dalam keterangannya, di Jakarta, pada Sabtu (9/8/2025).

Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS), Agus Andrianto membuka secara resmi Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPA Fest) 2025, Jumat (8/8/2025).

“IPPA Fest adalah jendela peradaban. Di balik tembok tinggi lembaga pemasyarakatan, tumbuh semangat, keterampilan, dan tekad untuk berubah. Ini bukti bahwa keterbatasan bukanlah hambatan untuk berkarya dan memberi kontribusi bagi bangsa,” kata Agus Andrianto.

Oleh sebab itu, Nasky menegaskan, Bahwa ajang IPPA Fest 2025 ini menjadi simbol, motivasi dan inspirasi besar bagi generasi bangsa terkhusus nya untuk warga binaan untuk tidak mudah patah semangat terus berkarya dan berbakti untuk NKRI walaupun didalam keterbatasan yang ada saat ini.

IPPA Fest 2025 mengusung tema ‘Merdeka Berkreativitas Walau Tempat Terbatas’, IPPA Fest 2025 bukan sekadar pameran karya seni atau bazar produk warga binaan, tetapi wadah perubahan yang menyentuh sisi kemanusiaan.

Selanjutnya, Founder Nasky Milenial Center ini juga mendorong pentingnya ajang IPPA Fest sebagai wadah ekspresi karya seni bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP). Sehingga kegiatan ini dapat menciptakan produk-produk yang memiliki nilai jual ddan dapat diindustrialisasi, serta menggerakkan roda perekonomian melalui sektor industri kreatif.

Selain itu, Alumni Indef school of political economy Jakarta Nasky, Juga apresiasi kinerja Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas), Agus Andrianto yang terus bertransformasi dan mengelaborasi menjadikan lembaga pemasyarakatan (Lapas) sebagai centre of excellence.

“Kendati demikian, melalui karya dan produk warga binaan yang ditampilkan dalam di ajang IPPA Fest tersebut, publik kini dapat melihat potensi dan semangat perubahan dari para warga binaan. Hari ini kita disadarkan bahwa warga binaan juga layak diberi kesempatan untuk memperbaiki masa depan mereka,” sambungnya.

Oleh karena itu, Gerakan nyata ini membangun, merubah paradigma dan dukungan publik terhadap warga binaan untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat dan bangsa.

Nasky berpandangan, Publik juga menyambut baik ajang IPPA Fest ini untuk memperkuat peningkatan kreatifitas bagi warga binaan yang telah diproyeksikan oleh Menteri Imipas. “Publik akan terus mendukung agar warga binaan lebih diberdayakan sehingga dapat meningkatkan kontribusi mereka dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),” kata Nasky.

Disamping itu, melalui ajang IPPA Fest 2025, publik berharap Kemenimipas terus membina, memberdayakan, menjembatani, membuka ruang dialog dengan warga binaan guna memperkuat dukungan terhadap sistem pemasyarakatan yang humanis, produktif dan inklusif.

Publik mendorong agar Kemenimipas dan elemen masyarakat lainnya sama-sama kita jaga semangat kreatifitas dan produktifas warga binaan ini. Mari kita kuatkan sinergi, perkuat solidaritas dan terus hadirkan inovasi. “Festival karya WBP kali ini tidak hanya seremonial semata, namun sebagai langkah apresiasi serta refleksi atas perjalanan panjang Kemenimipas dalam membina unit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), serta koperasi warga binaan untuk menjadi bagian dalam penopang ekonomi di masyarakat,” lanjutnya.

“Warga binaan di Lembaga pemasyarakatan (Lapas) akan menjadi garda terdepan dalam menyongsong masa depan yang lebih bermartabat, lebih produktif dan lebih bermanfaat menjadi manusia utuh yang menjalankan hidup jauh lebih bermakna dan kembali berkontribusi positif terhadap masyarakat,” jelasnya.

Sebagai informasi, Peserta festival ini terdiri dari 627 UPT dari 33 kantor wilayah pemasyarakatan. Mereka menampilkan karya lukis, fashion batik, kuliner, dan produk UMKM kreatif lainnya. Hasil karya tersebut dipamerkan dan dapat dibeli oleh masyarakat yang hadir. Jumlah produk 7.519 dan 120 lukisan karya warga binaan juga turut dipamerkan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *