Panitia Pelaksana Tes Kejiwaan PPPK Kabupaten Buton Utara Asfira Sugiarto Bantah Tudingan Pelaporan Halangi Tugas Wartawan

Buton Utara – Asfira Sugiarto yang akrab disapa Fira mengatakan bahwa apa yang menjadi objek pelaporan di Polisi Resor (Polres) Buton Utara terhadap rekannya yang juga panitia seleksi merupakan kekeliruan.

“Rekan kerjanya yang bernama Arya ini tidak tau bahwa yang sedang ingin memotret data peserta tes Kejiwaan PPPK adalah seorang Wartawan,” kata Fira dalam keterangannya, Kamis (16/1/25).

Menurutnya, dalam ketidaktahuan tersebut sehingga Arya mengambil data para peserta yang ingin di potret.

“Ini kan para jurnalis tidak memakai tanda pengenal (ID Card) nya itu ada di saku, sehingga teman saya tidak tau kalau itu wartawan,” ujar Fira.

Ia menjelaskan, data yang ingin dipotret oleh jurnalis itu tercantum nama, nomor hp, data NIK yang tentu bersifat privasi yang dilindungi oleh UU PDT, tentu pihaknya harus berhati-hati dalam memberikan informasi kepada pihak lain.

Arya dalam kejadian itu hanya mempertanyakan legalitas para wartawan, sebelum mengambil data tersebut, tidak ada larangan ataupun intimidasi yang dilakukan.

“Teman saya hanya bertanya Kalian ini siapa, Kenapa kalian foto data perserta? Ada Surat Tugas? Ada tanda pengenal (Id Card),” tegasnya.

Setelah para jurnalis itu menunjukan identitasnya berupa id card, data itu pun diberikan kembali untuk dipotret oleh para jurnalis tersebut.

Ia berharap bahwa pelaporan terhadap rekannya yang menghalang-halangi kerja jurnalis itu perlu dikaji kembali, karena ini bagian dari cara kerja dalam melindungi data masyarakat.

Lanjut Asfira, bahwa dalam pemberitaan sebelumnya yang telah dirilis ada perbedaan data mengenai peserta tes kejiwaan, sehingga pihaknya pun ingin mengklarifikasi kekeliruan dalam berita tersebut.

“Di berita yang pertama terbit, yang mengatakan ada 600 peserta yang telah melakukan ujian tes kejiwaan sementara di data kami yang telah ujian itu baru 400 orang terhitung sejak senin-selasa karena perhari yang mengikuti tes kejiwaan berjumlah 200 orang” ungkap Fira.

“Jadi beda makna kalimat yang sudah mendaftar dan yang telah melakukan tes kejiwaan, karena belum tentu yang mendaftar itu akan ikut tes bisa saja ada yang berhalangan, kalau yang sudah ikut tes berarti sudah membayar,” tutup Asfira.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *