JAKARTA – Politisi Partai Golkar Mukhtaruddin dinobatkan oleh DPP KNPI sebagai Tokoh Pejuang Pancasila versi Pemuda Indonesia. Penghargaan itu diraih Mukhtaruddin pada Malam Penganugrahaan Award DPP KNPI 2021 pasca pembukaan Rapimpurnas, di Ruang Graha Pujon View, Kota Batu, Malang, Jawa Timur (12/12/2021) semalam.
Mukhtaruddin mengatakan, pemberian Award KNPI tersebut membuat dirinya termotivasi untuk terus bekerja untuk rakyat Indonesia, khususnya untuk pemuda Indonesia agar anak muda tetap menganut pemahaman nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Assalamualaikum wr wb saya Mukhtaruddin mengucapkan terima kasih kepada DPP KNPI di bawah kepemimpinan Noer Fajrieansyah atas Penganugrahaan ini. Penganugrahaan ini sesuatu hal yang luar biasa, memotivasi saya untuk terus bekerja, berkarya dan berbuat yang terbaik buat rakyat, khususnya pemuda Indonesia. Jayalah terus KNPI dan maju terus (Pemuda Indonesia). Assalamualaikum wr wb,” kata Mukhtaruddin seperti video yang diterima panitia Awards DPP KNPI tersebut.
Dewan juri yang juga Ketua DPP KNPI Adam Irham mengatakan, di ruang publik Mukhtaruddin sering memberi nasehat pada generasi muda agar tetap konsisten dalam pengalaman nilai-nilai pancasila. Mengingat, kata Mukhtaruddin, nilai-nilai leluhur yang terkandung dalam wawasan Empat Pilar Kebangsaan mengokohkan jati diri bangsa bagi generasi muda.
“Saya melihat beliau (Mukhtaruddin) sangat konsen dalam memberikan pemahaman pada anak muda dalam hal pentingnya pancasila bagi kehidupan ke depan. Pada beberapa kesempatan di Daerah Pemilihannya Pak Mukhtarudin menyampaikan bahwa nilai-nilai leluhur (pancasila) itu adalah senjata untuk mematikan pemahaman sesat dengan ideologi pancasila. Bagi Mukhtarudin, ideologi pancasila sejata pembunuh paham radikal. Ini pemahanan yang bagus jika dipahami baik oleh generasi muda saat ini,” terang Adam.
Adam mengutip pesan Mukhtaruddin terkait pentingnya mengamalkan Empat Pilar Kebangsaan. Di mana tujuan Empat Pilar Kebangsaan itu untuk memantapkan pengamalan terhadap nilai-nilai luhur Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Pemahaman ini sering kita dengar namun, kata-kata ini sering diulang setiap ketemu dengan generasi muda. Sehingga, dengan konsistennya Pak Mukhtaruddin membuat kita memutuskan, bahwa dia adalah pejuang pancasila. Karena jarang di era ini ada orang yang terus atau tetap konsisten mengamalkan serta mensosialisasikan nilai-nilai pancasila,” ujar Adam yang juga Ketua Umum Pemuda LIRA ini.
Berikut pemahanan Muktarudin terkait pentingnya pengalaman nilai pancasila:
Pancasila atau Empat Pilar Kebangsaan merupakan tiang penyangga kokohnya bangunan struktur negara Indonesia kita. Sehingga bagunan kokoh itu harus dipelihara, dijaga, dan harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh lapisan masyarakat dalam berbangsa, dan bernegara.
Negara Indonesia memiliki kompleksnya tantangan kebangsaan seperti pengaruh globalisasi menyebabkan kehidupan yang semakin meluas dan makin kuatnya intervensi-intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional.
Belum lagi isu radikalisme yang melatari adanya aksi terorisme. Sehingga upaya sosialisasi nilai-nilai pancasila menjadi penting agar wawasan kebangsaan Indonesia kita semakin mantap dan kokoh.
Empat Pilar Kebangsaan bertujuan untuk memfilter pengaruh ideologi sesat dari luar, di antaranya ideologi-ideologi yang menyimpang dari Pancasila. Dengan Empat Pilar diharapkan peran semua elemen masyarakat untuk saling mengingatkan perlunya diaktualisasikan nilai pancasila.
Pilar pertama yakni Pancasila. Adalah dasar negara, way of life atau ife style kita. Apalagi pancasila juga tidak bertentangan dengan ajaran agama, bahkan saling menguatkan di antara keduanya.
Ideologi pancasila sudah final dan ideologi itu sangat cocok bagi bangsa Indonesia ke depan. Jadi, jangan ada niat mengganti pancasila dengan ideologi lainnya. Intinya, ideologi pancasila sudah final dan tak bisa diperdepatkan.
Pilar kedua yaitu UUD 1945. UUD 1945 merupakan dasar, landasan, dan pedoman bernegara yang sudah final. UUD 1945 telah mengatur hak dan kewajiban warga negara, diatur tanggung jawab bernegera serta mengatur banyak hal dari persoalan kecil hingga besar.
Pilar ketiga adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebelum menjadi NKRI sebagai pilar. Ada pilar yang menganut sistem Republik Indonesia Serikat (RIS), tapi pilar ini tidak cocok sehingga terjadi instabilitas politik yang mempengaruhi tatan sosial, politik hingga tatanan perekonomian. Jadi, pilar NKRI adalah harga mati, tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Terakhir atau pilar keempat, Bhinneka Tunggal Ika. Pilar keempat ini, Bhinneka Tunggal ini merupakan kalimat sakti yang sangat luar biasa dari para pendiri bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika ini sangat filosofis. Di mana dari kata itu, Indonesia mampu mempersatukan dari semua perbedaan yang ada dari beragam suku, agama dan bahasa sehingga bersatu dalam satu negara, yakni di bawah bendera Negara Kesatuan Indonesia. (HMS)