Menyenangkan Allah, Apakah Mungkin?

Seseorang jika menyayangi orang tuanya, maka dia membuat hal-hal yang menyenangkan orang tuanya. Bila orang tuanya suka melihatnya sukses, saleh, rukun dan bahagia, maka dia membuat hidupnya sukses, saleh, rukun dan bahagia. Bila orang tuanya suka dengan makanan-makanan yang sehat dan segar, maka dia berusaha memberikannya kepada orang tuanya, supaya hati orang tuanya senang.

Bagaimana dengan Allah? Apakah Allah memiliki kriteria-kriteria yang menyenangkan bagi Dia terhadap hamba-Nya?

Tentu saja. Hal yang menyenangkan bagi Allah terhadap hamba-Nya manakala hamba-Nya termasuk dari bagian orang-orang yang baik. “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang baik.” “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang membersihkan diri (dari noda-noda dosa).”

Ada sekian banyak kesukaan Allah terhadap keadaan hamba-Nya dan sekian banyak pula ketidaksukaan Allah terhadap keadaan hamba-Nya. Apa yang disukai Allah lalu dilaksanakan dan apa yang tidak disukai Allah terhadap hamba-Nya, lantas ditinggalkan dan dihentikan, maka sudah pastilah Allah menyukai hamba semacam itu.

Bila kita mengaku mencintai Allah, maka lakukanlah hal-hal yang disukai oleh Allah dan berhentilah melakukan hal-hal yang tidak disukai oleh Allah.

Sesederhana itu jika seorang hamba hendak menunjukkan kesukaannya pada Penciptanya. Dan sederhana itu pula jika seorang hamba menunjukkan rasa tidak percaya dan tidak sukanya pada Allah, yaitu dengan menabrak larangan-larangan-Nya.

Teladan dan panutan paling handal di dalam bagaimana mencapai kecintaan kepada Allah sekaligus dicintai oleh Allah, yaitu Nabi Muhammad Saw. “Katakanlah (Nabi Muhammad), jika kamu menyukai Allah, maka ikutilah aku (cara dan ajaranku), niscaya Allah akan menyukaimu.”

Di dunia ini, tiada yang paling diincar dan dimaksud oleh seorang hamba yang beriman, kecuali mencintai dan dicintai oleh Sang Pencipta. Ini melebihi sekedar mengakui keagungan Allah dan mempercayai keberadaan dan kehadiran Allah di dunia yang fana ini.

Oleh: SED, Penyelam Samudera Ilmu-ilmu Al-Quran

Pos terkait