Mungkin banyak yang melupakan nama mentereng Ketua Dewan Pertimbangan Presiden ini, tapi nama beliau kerap disebut belakangan ini perihal kepindahannya dari partai yang didirikannya, Hanura.
Wiranto adalah seorang Jenderal TNI di senjakala Orde Baru, namanya naik selama era Reformasi, konon katanya, banyak pihak yang menyebutkan bahwa Wiranto bisa saja merebut kekuasaan setelah Presiden Soeharto mundur, tapi beliau tetap menjalankan tugasnya sebagai prajurit.
Wiranto bergabung dengan Golkar setelah purnatugas, lalu memenangkan konvensi Presiden Partai Golkar, beliau dicalonkan menjadi Capres berpasangan dengan KH. Sholahuddin Wahid dalam Pilpres tahun 2004, sayangnya pasangan ini kalah dari SBY-JK.
Pada tahun 2006, Wiranto mendirikan Partai Hati Nurani Rakyat atau Hanura. Menggunakan partai politik ini, Woranto kembali maju dalam kontestasi Pilpres tahun 2009, kali ini sebagai Cawapres, berpasangan dengan Jusuf Kalla yang merupakan Ketua Umum Partai Golkar. JK-Wiranto kemudian kalah dari pasangan SBY-Boediono.
Pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019, Wiranto di percaya untuk menjadi Menkopolhukam oleh Presiden Joko Widodo. Setelah kembali terpilih sebagai Presiden pada tahun 2019, Jokowi mempercayakan posisi Ketua Wantimpres kepada Wiranto.
Pada awal tahun 2023 ini, Wiranto dikabarkan akan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Dan menurut Sekjen PAN, berita mengenai bergabungnya Wiranto akan disampaikan langsung oleh Ketum PAN di Rakornas partai tersebut akhir Februari ini.
Walaupun banyak pihak menyangsikan pengaruh yang bisa dibawa Wiranto setelah bergabung dengan PAN. Saya memiliki pendapat yang berbeda, pengaruh Wiranto masih cukup kuat, dan ada satu hal yang mungkin tidak bisa dibantah: datangnya Wiranto kembali melengkapi PAN.
PAN sebagai partai politik, lahir dari rahim reformasi. Setelah ditinggalkan oleh pendirinya, Amien Rais, yang membentuk partai baru, Partai Ummat. PAN kehilangan tokoh nasional era reformasi yang selama ini diakui atau tidak, menjadi simbol PAN.
Datangnya Wiranto kembali melengkapi posisi ini, dalam dua dekade ini, Wiranto turut serta dalam dua kontestasi Pilpres, menjadi Menko, lalu menjadi Ketua Wantimpres. Kapasistas dan nama beliau cukup mentereng untuk partai politik manapun.
Dan berbeda dari Amien Rais, Wiranto yang saat ini berada dalam pemerintahan Jokowi akan semakin mengamankan posisi PAN dalam koalisi pemerintah.
Maka menarik untuk melihat sejauh mana pengaruh Wiranto terhadap naiknya suara PAN, mengingat banyak survei menempatkan PAN dan PPP sebagai dua partai parlemen yang tidak akan lolos ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold di tahun 2024 mendatang.
Oleh: Muhammad Syaifulloh, Ketua Umum DPP Angkatan Muda Khatulistiwa