Jakarta – Ketua KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) Haris Pertama menyatakan diri siap mundur dari jabatannya jika Permadi Arya (Abu Janda) tidak ditangkap Polisi lantaran diduga tersandung kasus isu rasial.
Hal itu Haris sampaikan di laman Tweeternya yang di unggah pada Sabtu, 30 Januari 2021 dengan mengaitkan bahwa bagian dari marwah KNPI untuk memenjarakan Abu Janda, dalam rangka penegakan hukum di Indonesia.
“Pertaruahan marwah KNPI dan harapan masyarakat Indonesia tentang penegakan hukum yang adil adalah ditangkapnya Abu Janda”. Cuit Haris di medsos tersebut dengan akun @harisknpi.
Haris-pun menyatakan siap mundur diri dari jabatannya jika pihak kepolisian tidak menangkap Abu Janda.
“Jika Abu Janda tidak ditangkap Polisi, saya siap Mundur dari KNPI”. Lanjut pentolan di KNPI tersebut yang dirilis oleh VIVA pada 30 Januari 2021.
Cuitan Haris di Twitter tersebut mendapat respon yang cukup serius dari berbagai kalangan aktivis. Yogi Prasetio selaku Bendahara Umum PB HMI-pun ikut merespon kegaduhan tersebut.
Mas Gie sapaan akrabnya menyampaikan, bahwa tidak ada korelasi antara kasus seorang warga negara dengan jabatan salah satu organisasi.
Yogi-pun menyesalkan sikap Haris selaku pimpinan di KNPI melontarkan ucapannya yang terkesan politis dan oportunis.
“Korelasinya apa marwah KNPI dengan penangkapan Abu Janda.?, Jangan kemudian persoalan ini dijadikan aji mumpung demi kepentingan popularitas dan finansial semata”. Tegas Yogi dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 23/02/21 di Jakarta.
Yogi kembali melontarkan kekecewaanya lantaran sikap Haris yang sembrono dan serampangan sebagai Ketua KNPI.
“Jelas itu sikap yang sembrono dan serampangan, sebagai imam di wadah kepemudaan nasional tidak mesti seperti itu, jelas itu bukan sikap sebagai seorang pimpinan”. Kata Yogi.
Yogi-pun agak sedikit menantang dan menagih janji ucaapan Haris tersebut, yang siap mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua KNPI.
“Saya tunggu kabar pengunduran diri dari Haris Pratama, kalo nggak mundur, berarti harus dipertanyakan kridibilitas seorang Haris Pratama”. Tukas Yogi di akhir keterangannya. (Jay)