PAPUA PEGUNUNGAN – Anggota DPR RI dari Dapil Papua Mesakh Mirin memutuskan keluar dari Partai Amanat Nasional (PAN). Surat pengunduran diri Mesakh telah dilayangkan ke DPP PAN dan Fraksi PAN DPR RI.
“Saya ‘marah’ dengan membakar jas dan atribut PAN. Bagi saya, DPP PAN tidak profesional mengelola partai yang membuat saya sebagai kader tak pernah mendapatkan perlakuan adil dari DPP PAN,” kata Mesakh pada Bela Rakyat, Kamis (25/7/2024).
Mesakh menceritakan, dirinya sebagai kader terbaik PAN tak dihargai oleh pengurus inti DPP PAN terutama Sekjen PAN H. Eddy Soeparno, SH, MHun. Namun sayang, ia tak mengungkapkan apa penyulut persoalan itu terjadi.
“Sekretaris Jenderal DPP PAN dan Wakil Ketua Umum DPP PAN sehingga membuat saya bakar jas. Marah” dengan sikap yang diberlakukan oleh Wakil Ketua Umum DPP PAN dan sekjen DPP PAN dinilai tidak memiliki jiwa intelektual yang sejati. Dan persoalan tersebut semakin meluas di kalangan masyarakat Yahukimo,” ungkap Mesakh.
Mesakh mengaku senang dan ‘plong’ usai memutuskan keluar dari PAN. Mesakh menjelaskan, kebijakan keluar dari PAN diikuti oleh masyarakat Yahukimo, Papua Pegunungan yang siap boikot PAN di Pemilu dan Pilkada.
“Sekarang ini telah bebas sebagai kader PAN. Kami bersama masyarakat Papua Pegunungan siap baikot PAN 2029 tidak ada lagi yang memilih partai tersebut. Masyarakat dan pendukung saya tidak akan lagi memilih PAN sebab partai hanya bersikap Otoriter dan diktator,” sambung Mesakh Mirin.
Saat Eddy dihubungi terkait penyebab Mesakh keluar PAN. Namun, tidak direspon Whatsapp tak digubris.
Sikap Eddy itu, menurut Mesakh membuat gerah para pendukung partai berlambang matahari tersebut di Yahukimo, Papua Pegunungan.
“Haram memilih PAN. Saya keluar dari PAN, sebagai bentuk kekecewaan terhadap sikap yang diperlakukan dirinya langsung membakar Jas warna biru lambang PAN sebagai bentuk kekecewaan dan sikap politik yang dilakukan oleh mereka yang tidak menghargai saya,” terang Mesakh Mirin kecewa.
“Sikap yang dipertontonkan Sekjen DPP PAN dan wakil Ketum DPP PAN sangat melukai perasaan saya sebagai kader terbaik PAN dan pendukung saya juga haram memilih PAN camkan itu. Ketika saya membakar jas ini karena saya kecewa pDa DPP PAN yang membuat saya marah besar pada kedua orang ini,” paparnya.
Pada kesempatan itu, Mesakh mengaku tidak pernah loyal pada PAN sebagai kader. Namun, ia loyal pada Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) sebagai pimpinan partai.
“Sebenarnya selama ini kami tidak loyal ke partai tetapi loyal Zulhas selaku pimpinan partai,” ujar Mesakh.
“Masyarakat Yahukimo turut berduka, nanti PAN 2029 gagal di Papua Pegunungan. Tetapi kita akan lawan mereka-mereka itu yang haus dengan kekuasaan. Politik PAN di negeri ini harus dipangkas dan dibumihanguskan di tanah Papua Pegunungan 2029,” tegas Mesakh.
Atas sikap PAN itu, masyarakat Yahukimo Papua Pegunungan sangat kecewa dan mengutuk keras kebijakan partai yang tidak memberikan kepastian politik pada tokoh terbaiknya di Jakarta; Mesakh Mirin.
“Masyarakat Yahukimo turut berduka, nanti PAN 2029 gagal di Papua Pegunungan. Tetapi kita akan lawan mereka-mereka itu yang haus dengan kekuasaan. Politik PAN di negeri ini harus dipangkas dan dibumihanguskan di tanah Papua Pegunungan 2029,” tegas Mesakh.
Warga Yahukimo Papua Pegunungan merespon pernyataan sikap pengunduran diri Mesakh dengan ikut tidak simpatik dengan PAN
“Kami masyarakat Yahukimo tidak terima dizalimi oleh Sekjen DPP PAN dan Waktum DPP PAN yang baru tumbuh tidak dewasa menyikapi apa yang menjadi keinginan Pak Mesakh Mirin. (Keinginan Mesakh) itu keinginan kami juga,” kata warga yang mengaku bernama Aloy.