..
Untuk mengenang kembali wafatnya Lendo Novo kepada Khaliknya, saya ingin menyumbang dan mengukir satu gagasan sederhana dalam masalah inovasi pembelajaran yang telah ditekuni oleh almarhum.
Problem pendidikan yang terus berulang di lapangan praktik pendidikan ialah susahnya menimbulkan semangat untuk menguasai materi ajar pada anak didik. Biasanya kambing hitam dari masalah ini ialah kadang anak didik, kadang guru, dan kadang fasilitas. Padahal tidak juga.
Manakala aspek semangat dan antusiasme tidak ada dalam proses pembelajaran, maka yang terjadi ialah rutinitas yang lama-lama akan menimbulkan rasa bosan, baik bagi guru maupun anak didik itu sendiri. Kalau sudah tercipta rasa bosan dalam belajar, maka menanganinya dengan kekerasan disiplin pun tak akan ada banyak faedahnya. Sebab, anak didik sudah tidak ada minat dan antusias untuk menguasai bidang studi yang diajarkan oleh guru.
Rupanya rahasia dari masalah ini terdapat pada cara guru memberikan ilmu. Guru yang hanya berpatokan secara rigid pada arahan kurikulum, hasilnya tak akan dapat berjalan maksimal juga. Lama kelamaan, krisis dalam proses pembelajaran pun terjadi tanpa bisa dipecahkan.
Pertama-tama, seorang guru dalam menjalankan tugasnya untuk membimbing anak didiknya agar menguasai suatu materi ajar atau pelajaran, yaitu guru harus KASI LIHAT bagaimana suatu pelajaran itu berfungsi dan bermanfaat. Analoginya seperti mesin pembuat minyak goreng sawit. Kasi lihat anak didik itu melihat secara seksama bagaimana mesin itu bekerja dan bagaimana buah sawit itu diproses oleh mesin. Mulai dari buah sawit itu dicurahkan ke tabung mesin, kemudian mesin mencacah dan merajang buah sawit, mengaduknya, membilasnya, memisahkan ampas dari minyak CPO, sampai kemudian mengalirkan CPO ke wadah tersedia. Si anak didik melihat semua itu dengan mata telanjang. Dari melihat itulah, maka akan timbul ketakjuban dan rasa antusias pada si anak didik.
Lalu setelah itu, KASI RASA si anak didik bagaimana menggunakan mesin itu. Syukur-syukur diajarkan pula bagaimana si anak didik dapat membengkel mesin manakala rusak.
Persolan KASI RASA ini penting sekali. Sebab hal ini adalah soal memberikan rasa pengalaman. Tanpa pengalaman dalam suatu hal, pemahaman agak musykil dipetik. Seorang yang merasakan menyetir mobil mewah, akan timbullah dalam dirinya perasaan ingin mempunyai mobil. Berlainan dengan yang tidak pernah mengalami dan menyetirnya secara langsung. Maka hanya teori saja yang diketahuinya.
Di sini pula, diKASI TAHUlah si anak didik sistem dan cara kerja mesin itu. Sehingga timbullah pemahaman bagi si anak didik tentang mesin CPO itu. Tentu mesin CPO ukuran kecil yang dapat menjadi analogi.
Dari situ, KASI BISA si anak didik mencoba mengoperasikannya. Biarkan si anak didik merdeka mengeksprimen kebisaannya dalam menjalankan mesin dan mengolah buah sawit hingga menjadi minyak CPI. Maka dengan demikian, lengkaplah sudah ilmu yang dipelajari oleh si anak didik dari gurunya tentang CPO dan mesin CPO.
Cara memberikan pelajaran seperti ini, dijamin akan membuahkan semangat, kreativitas dan inovasi bagi peserta didik. Akan berbeda dengan hanya memberikan sekedar informasi, teori dan gambar-gambar semata.
Dan pola pengajaran semacam ini, yaitu memadukan dari level KASI LIHAT, KASI RASA, KASI TAHU hingga level KASI BISA, dapat diterapkan sesuai kebutuhan dan karakteristiknya, pada pelajaran-pelajaran bidang lain. Bahkan pelajaran moral pun, sebenarnya dapat menerapkan cara ini.
~ Bang SED