JAKARTA – Kali ini Sekjen DPP PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi memberikan arahan dalam Rapat Kerja (Raker) Tim Wakil Sekjen Bidang Organisasi, Kinerja, Administrasi dan Sistem Informasi Data (OKA-SIPD). Seperti sebelumnya, arahan Habib Aboe pada Tim Kesekjenan DPP PKS fokus melakukan penguatan internal organisasi.
“Rata-rata, yang duduk disini, antum sekalian ini adalah birokrat partai. Presiden partainya boleh berganti, sekjennya bisa berganti-ganti, namun urusan surat menyurat tetap dipegang oleh Pak Narso. Demikian juga perijinan, tetap saja Aab yang ngurus ke Polres,” kata Habib Aboe saat rapat dengan Tim Wakil Sekjen (OKA-SIPD) DPP PKS, Jakarta, Sabtu (18/1/2025).
Pada kesempatan itu, Habib Aboe menjelaskan, di penghujung kepengurusan ini, dirinya ingin menyampaikan beberapa hal sehubungan dengan Organisasi, Kinerja, Administrasi Dan Sistem Informasi Pusat Data. Pertama, lanjut Habib Aboe, para Tim Wakil Sekjen OKA SIPD memiliki tanggung jawab untuk menjaga Kinerja Organisasi Partai.
Menurut Habib Aboe, kinerja organisasi dalam sebuah partai politik adalah elemen penting yang menentukan keberhasilan dalam mencapai visi, misi, dan tujuan strategis. Bagi Habib Aboe, hal ini penting, karena Partai kita ini beroperasi dalam lingkungan yang dinamis dan kompetitif, partai politik harus menjaga dan meningkatkan kinerjanya agar tetap relevan dan efektif dalam menjalankan fungsi-fungsi politik.
“Kedua, antum memiliki tanggung jawab untuk menjalankan efisiensi dan efektivitas dalam operasional partai. Kenapa ada RKAT, kenapa ada OKR kenapa ada tim verifikasi, itu semua adalah upaya untuk mencapai efektifitas dan efisiensi di internal PKS. Ana melihat, kesalahan utama kita saat membangun Kabinet dari periode ini adalah ketika para bidang dan badan disuruh untuk menuliskan tupoksi masing-masing. Karena itu seharusnya ditata dan didesain dalam sebuah strategi organisasi,” jelas Habib Aboe.
Wakil MKD DPR RI ini menerangkan teori manajemen klasik dari Henri Fayol, yang menekankan bahwa efisiensi dapat dicapai melalui pengelolaan yang terstruktur dengan pembagian kerja yang jelas.
“Nah, disitu kesalahan kita kemarin di tahap awal, Seharusnya setiapa bidang dan badan menjalankan peran dan tanggung jawabnya sesuai dengan arahan strategis untuk menghindari redundansi dan inefisiensi,” ujar Habib Aboe.
Ketiga, lanjut Habib Aboe, kebijakan yang diambil OKA SIPD harus bisa adaptasi terhadap dinamika politik. Semua kita menyadari bahwa lingkungan politik selalu berubah, dengan dinamika yang sering kali tidak terduga. Untuk tetap relevan, para Wakil Sekjen DPP PKS harus mampu beradaptasi melalui inovasi dan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Karenanya, perencanaan kemarin menggunakan strategi VUCA.
“Nah, OK SIPD itu memiliki peran sentral dalam membawa adaptasi partai ini. Teori kontingensi dalam manajemen organisasi menegaskan bahwa keberhasilan suatu organisasi bergantung pada kemampuannya menyesuaikan struktur dan proses internalnya dengan kondisi eksternal. Oleh karenanya, antum sekalian yang tidak bisa berubah, atau anti dengan perubahan, gak cocok di OK-SIPD. Kalau ada yang begini, langsung pecat saja Arfian,” terang Habib Aboe.
Keempat, sambungnya, OKA-SIPD memiliki peran penting dalam Memperkuat Konsolidasi Internal. Kenapa demikian? Karena antum yang punya kaki kaki ke para BPW, dan antum punya perpanjangan tangan ke sekretaris bidang dan badan. Habib Aboe mengutip teori sistem dalam organisasi, partai politik adalah sistem terbuka yang terdiri dari berbagai elemen seperti kader, struktur, dan program kerja.
“Setiap elemen harus bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan bersama. Jika salah satu elemen tidak berfungsi dengan baik, keseluruhan sistem dapat terganggu. Oleh karena itu, tugas OKA SIPD adalah menjaga konsolidasi internal, untuk menjaga kinerja organisasi agar seluruh elemen bekerja secara terpadu,” tutur Habib Aboe.
Lebih lanjut, Habib Aboe menyampaikan poin kelima. Di mana kinerja OKA-SIPD menentukan kualitas kepemimpinan. Menurut Habib Aboe, jika kinerja para Wakil Sekjen DPP ini tidak bagus, maka yang dinilai buruk adalah dirinya sebagai Sekjen.
“Karena Sekjen dinilai tidak mampu memberikan arahan dan mengendalikan partai. Padahal, agar kinerja PKS yang optimal membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan visioner. Teori kepemimpinan transformasional dari Bernard M. Bass menekankan pentingnya pemimpin yang mampu menginspirasi anggota, menciptakan visi yang jelas, dan mendorong inovasi. Oleh karenanya, OK-SIPD ini adalah perwajahan dari kepemimpinan Sekjend,” papar Habib Aboe.
“Artinya antum sekalian harus mampu menggerakkan struktur PKS ini menuju pencapaian tujuan strategis, seperti memenangkan pemilu atau memperjuangkan isu-isu tertentu,” sambungnya.
“Keenam, ini sangat penting, dan sangat relevan dengan kondisi sekarang. Yaitu kinerja OKA-SIPD harus dapat Menjamin Keberlanjutan Partai. Jadi, OKA-SIPD harus mampu menjaga kinerja PKS, agar partai ini tidak kehilangan relevansi di masyarakat. Teori siklus hidup organisasi mengungkapkan bahwa setiap organisasi memiliki tahap perkembangan, mulai dari kelahiran, pertumbuhan, hingga kematangan. OKA-SIPD harus menjaga kinerja organisasi memastikan bahwa partai dapat terus berada dalam fase pertumbuhan dan inovasi, bukan stagnasi atau penurunan,” beber Habib Aboe.
“Saat ini, kita pada tahap untuk mendilevery estafet kepengurusan kepada periode berikutnya. Hal ini harus dikawal dengan baik oleh OKA-SIPD. Mari buat laporan sebaik mungkin dan bikin rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan kepengurusan mendatang,” tutup Habib Aboe asal Dapil Kalimantan Selatan I ini.