Pohowato-Ketegangan antara masyarakat penambang dan karyawan perusahaan tambang di Kabupaten Pohuwato terus menjadi sorotan publik.
Menanggapi dinamika tersebut, Forum Komunikasi Karyawan Lokal (FOKAL) Pohuwato kembali angkat bicara dan menegaskan posisi mereka dalam konflik yang mulai menghangat di media.
Dalam pernyataan resminya, salah satu Anggota FOKAL, Erik Tahir menegaskan bahwa, karyawan lokal perusahaan tambang tidak pernah mengusik atau mengganggu aktivitas masyarakat penambang rakyat.
Mereka justru berharap semua pihak melihat persoalan ini secara proporsional tanpa saling menyalahkan sesama warga daerah.
“Karyawan lokal yang bekerja di perusahaan tambang tidak pernah bermaksud, apalagi berupaya, untuk mengusik ruang hidup maupun aktivitas para penambang rakyat. Kami memahami mereka juga berjuang untuk menghidupi keluarga, sebagaimana kami yang bekerja mengandalkan gaji bulanan dari perusahaan,” tegasnya, Kamis (23/10/2025).
FOKAL juga meminta DPRD Kabupaten Pohuwato untuk bersikap adil dan tidak mengambil keputusan sepihak yang dapat merugikan para pekerja lokal.
Mereka menilai, jika aktivitas perusahaan dihentikan tanpa pertimbangan yang matang, maka ribuan karyawan lokal berpotensi kehilangan sumber penghidupan.
“Kami meminta kepada DPRD Kabupaten Pohuwato agar bersikap adil dan proporsional dalam menyikapi persoalan ini. Jangan sampai kebijakan atau keputusan politik justru mengorbankan para pekerja lokal yang menggantungkan hidup dari aktivitas perusahaan. Nasib ribuan karyawan lokal tidak boleh dipertaruhkan hanya karena tekanan opini sesaat,” lanjutnya.
Selain itu, FOKAL menyatakan akan mengambil langkah tegas jika terjadi penghentian sementara aktivitas tambang yang dinilai tidak adil.
Mereka memastikan akan mendatangi DPRD untuk memperjuangkan hak-hak karyawan lokal yang selama ini menjadi bagian dari masyarakat Pohuwato.
“Apabila aktivitas perusahaan benar-benar dihentikan sementara tanpa pertimbangan yang adil dan manusiawi, maka FOKAL akan mendatangi DPRD Pohuwato untuk menuntut kejelasan dan perlindungan terhadap hak-hak karyawan lokal. Kami tidak akan tinggal diam jika ketidakadilan justru menimpa pekerja yang selama ini menjadi bagian dari masyarakat Pohuwato itu sendiri,” tegasnya.
Berikut Penegasan Sikap FOKAL:
1. Kami tidak menolak perjuangan masyarakat penambang lokal. Namun kami juga meminta agar keputusan yang menyangkut nasib ribuan karyawan lokal yang bekerja di PGP tidak diambil secara sepihak.
2. Kami meminta DPRD Kabupaten Pohuwato bersikap adil dan objektif. Semua keputusan terkait aktivitas perusahaan harus mempertimbangkan kepentingan seluruh elemen masyarakat, baik penambang lokal, pekerja, UMKM, maupun keluarga yang menggantungkan hidup dari aktivitas ekonomi yang lahir dari perusahaan.
3. Penghentian aktivitas perusahaan secara mendadak akan berdampak langsung pada ribuan karyawan lokal dan keluarga mereka. Banyak dari kami adalah warga Pohuwato yang menggantungkan penghidupan dari pekerjaan ini, dan kami berharap suara kami juga didengar.
4. Kami bukan bagian dari korporasi yang menindas rakyat. Kami adalah rakyat itu sendiri. Kami adalah warga Pohuwato yang berjuang menafkahi keluarga melalui jalur kerja formal. Maka kami meminta agar narasi perjuangan rakyat tidak meminggirkan kami yang juga rakyat.
“Penyelesaian konflik tidak akan lahir dari saling menyalahkan rakyat dengan rakyat melainkan dari keberanian para pemangku kebijakan untuk menegakkan keadilan bagi semua pihak. Kami Bekerja, Kami memiliki Tanggung Jawab terhadap kehidupan keluarga. Kami Juga Butuh Keadilan,” tutup Erik Tahir.






