Solok – Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto mengajak kaum muda atau milenial mengembangkan sektor petanian sebagai profesi di masa akan datang. Mengingat sektor pertanian berpotensi dikembangkan di Indonesia.
Hal itu disampaikan Hermanto saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendampingan Pengelolaan Bantuan Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Mendukung Pengawalan Percepatan Pelaksanaan Program dan Kegiatan PSP di Gedung Serbaguna Barokah, Cubagan Muaropaneh, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Ahad (12/9/2021) kemarin.
Adapun kegiatan ini diikuti 80 peserta yang yang terdiri dari petani muda dan tua dan penyuluh pertanian sekabupaten Solok. Apa saja disampaikan Hermanto?
“Indonesia saat ini memperoleh bonus demografi, jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan tidak produktif. Bicara soal itu, bonus demografi ini harus dikelola dengan baik dan berhasil ditangani. Sebab, jika gagal, maka kita kehilangan momentum bonus demografi,” papar Hermanto dalam sambutannya.
Kaum muda, diharapkan oleh Hermanto tertarik untuk fokus menekuni sektor pertanian yang cukup potensial di Indonesia. Bagi Hermanto, sayang jika tidak diberdayakan.
“Negara kita ini butuh petani milenial untuk mengembangkan sektor pertanian berlanjutan dan kemajuan sektor pertanian ke depannya,” terang politisi PKS.
Untuk itu, guna menarik minat kaum milenial di sektor pertanian, Hermanto mengusulkan, agar pemerintah perlu merancang pengelolaan sektor pertanian dengan teknologi tinggi secara komprehensif.
“Membajak sawah perlu disediakan mesin bajak atau disebut traktor. Menanam padi atau bibit perlu disediakan mesin tanam atau biasa disebut transplanter. Sementara alat memanen perlu disediakan mesin panen atau biasa disebut combine harvester. Atau masih ada beberapa alat dan mesin pertanian lain di sektor pertanian yang berteknologi tinggi kaum milenial perlu kembangkan,” terangnya.
“Tentu dengan teknologi itu, memunculkan kesan bahwa berprofesi sebagai pertani itu cukup berkelas, bergengsi. Ini diharapkan tidak ada alasan kaum milenial tidak menekuni sektor pertanian sebagai profesi yang menguntungkan,” sambung Hermanto.
Menurut Hermanto, kegiatan bimtek seperti diharapkan para petani terutama kaum milenial memperoleh bekal mumpuni terkait input teknologi di sektor pertanian yang berpotensi digarap di Indonesia.
“Bimtek ini sebagai upaya negara dalam meningkatkan kapasitas serta kapabilitas keilmuwan para petani di daerah. Dengan ini negara berharap, ke depan, sektor pertanian di Indonesia bisa dikelola oleh para petani milenial secara baik dan profesional,” terang alumni HMI ini.
Adapun kegiatan ini digelar atas kerjasama Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian bersama Komisi IV DPR RI.
Yang hadir pada kegiatan kali ini Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok Si Is, Ketua KTNA Alnajmi M Gafar serta tokoh muda Solok, Sumatera Barat Roi Yurnades. (joko)