Cerita Pohon Mangga yang Langka

Minggu sore yang cerah. Seperti biasa, sore ini indah. Langit masih kelabu. Burung-burung terdengar riang bernyanyi. Kicauannya menemani manusia di sore itu.

Tampak beberapa orang berlari kecil berolahraga di sore hari itu. Terlihat beberapa sepeda motor lalu lalang. Sesekali ada mobil lewat.

Saya bersama cucu ngobrol santai diiringi juga kicauan burung yang kami piara. Seperti biasa cucu kangen Eyangnya. Ia datang ke rumah bertemu Eyangnya. Di era Pandemi Covid-19 ini, pertemuan kami terbatas.

Sore itu, kami ditemani secangkir kopi dengan pisang goreng. Kami duduk di teras rumah menghadap ke halaman yang penuh rumput piaraan dan diteduhi oleh pohon mangga besar dengan buahnya yang bergelantungan. Indah di mata.

Cerita soal pohon mangga ini, sangat dan agak unik. Selalu berbuah. Terus berbuah banyak tanpa mengenal musim. Pohon mangga ini rimbun dan lebat buahnya.

Warga yang lewat di depan rumah sering bertanya perihal pohon mangga ini. Masyarakat sekitar sering membicarakannya. Mereka menyebutnya pohon mangga yang langka. Disebut langka karena pohon mangga unik bin ajaib karena terus berbuah.

Sering tetangga minta buah mangga. Mungkin sekedar buat ‘ngerujak’. Atau ibu hamil yang katanya lagi ‘ngidam’. Tak manusia, codot pun menikmati buah mangga itu. Di malam hari, codot berterbangan sembari memakan buah yang sudah matang di pohon.

Dan paginya, banyak buah mangga berjatuhan di rumput, sisa dari makanan codot-codot (jenis-jenis kelelawar pemakan buah) yang kelaparan di malam hari. Pemandangan indah dari lukisan alam di pagi hari.

Saat ngobrol bersama cucu, ia bertanya kenapa Eyang memilih pohon mangga yang di tanam di halaman kenapa bukan pohon lainnya? Sudah berapa umurnya pohon mangga ini? Dan apa manfaatnya sehingga Eyang menanam pohon mangga depan rumah.

Sayapun bercerita awal mula menanam pohon mangga tersebut. Saat selesai membangun rumah yang kami tinggali saat ini, saya berpikir pohon apa yang cocok untuk ditanami di depan rumah. Sayapun memutuskan memilih pohon magga arum manis.

Saya pergi ke Pusat Pertanian Pasar Minggu yang menyediakan bibit-bibit tanaman unggul dan memilih pohon mangga yang sudah besar dan sudah berbuah. Saya beli agak mahal harga.  Mengingat penjual memberi garansi kalah pohon ini mati atau tidak berbuah akan diganti dengan pohon lainnya,  yang baru. Saya memutuskan untuk membelinya sesuai arahan penjual.

Ternyata benar. Pohon mangga tadi tumbuh subur, besar pokoknya, rindang dahan dan daunnya, dan lebat buahnya. Berbuah tanpa henti.

Hingga saat ini usia pohon mangga itu 30 tahun. Sejak pohon mangga itu ditanam, pohon ini telah menghasilkan dan memberi sisi kebermanfaatan bagi banyak orang. Pokoknya, kerindangannya, buahnya memberi nilai pada lingkungan sekitar.

Dari pengalaman ini, saya punya kebiasaan jika ada anak atau saudara dekat yang membangun rumah, saya beri hadiah berupa tanaman pohon mangga. Memberi hadiah tanaman bibit pohon mangga manfaatnya banyak, berbuah jangka lama bahkan sampai anak cucu tetap berbuah. Ini bjsa disebut amal jariyah.

Dalam kehidupan kita harus membuat keputusan-keputusan yang tepat dan benar. Keputusan kita kadang-kadang berdampak banyak, dan berjangka panjang. Bahkan dalam menanam pohonpun kita berlu berpikir jangka panjang. Apa manfaatnya? Berapa lama manfaat ini dapat berlangsung? Siapa saja yang dapat memperoleh manfaat dari tanaman ini?

Bila perlu, kalaupun kita sudah meninggal keputusan yang kita pilih tersebut masih memberikan manfaat bagi banyak orang. Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Itu kata Rasululloh Muhammad SAW.

Saya membuka usaha di bidang pendidikan. Saya membuka kursus-kursus, membuka madrasah dan sekolah, dan membuka akademi dan sekolah tinggi. Insya Allah, saya juga akan membuka universitas. Semua saya proyeksikan untuk jangka panjang. Amal jariyah.

Ternyata filosofi menanam pohon mangga memiliki banyak kesamaanya dengan usaha di bidang pendidikan. Dampak yang ditimbulkan dari usaha ini banyak dan terus-menerus: karyawan, guru, dan dosen yang bekerja; murid-murid, santri, dan mahasiswa yang belajar; para supplier buku-buku dan alat pendidikan; warung,toko yang berada disekitar sekolah/kampus; dan tentu saja manfaat bagi pengembangan ilmu dan ketrampilan.

Madrasah, sekolah, kampus adalah tempat menyiapkan masa depan anak didik dan mahasiswanya. Semua akan memberi kemanfaatan jangka panjang meski dilakukan sekali. Tinggal bagaimana lembaga pendidikan itu berkontribusi bagi masyarakat.

Filosofi kebermanfaatan jangka panjang ini sejalan dengan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, yang artinya: ‘Dari Abu Hurairah RA berkata, “Rasulullah saw bersabda: Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga, yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfat, dan anak sholeh yang mendoakannya.” (HR Muslim). []

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *