PESAN HIKMAH:
Oleh: Munawir K, Dosen UIN Alauddin Makassar
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Hurairah RA, “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi SAW menjawab, ‘Kemuidan ayahmu.’” (HR Bukhari dan Muslim).
PENJELASAN PESAN HIKMAH:
Pesan Hikmah dari Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA ini merupakan salah satu hadis yang sering dikutip untuk menunjukkan pentingnya berbakti kepada orang tua dalam Islam.
Hadis ini mencerminkan ajaran Islam yang sangat menghormati dan memuliakan orang tua, terutama ibu. Mari kita kaji lebih dalam mengenai makna, konteks, dan implikasi dari hadis ini.
1. Konteks Hadis
Hadis ini diriwayatkan dalam situasi di mana seorang lelaki datang kepada Rasulullah SAW untuk menanyakan kepada siapa ia harus memberikan baktinya yang utama. Pertanyaan ini menunjukkan kesadaran lelaki tersebut tentang pentingnya bakti kepada orang tua dan keinginannya untuk memahami prioritas dalam berbakti sesuai ajaran Islam.
2. Analisis Hadis:
Jawaban Rasulullah SAW
Rasulullah SAW menjawab dengan menyebut ibu sebanyak tiga kali berturut-turut sebelum menyebut ayah. Mari kita uraikan makna di balik pengulangan ini:
Ibumu (Pertama):
Penyebutan pertama ini menekankan pentingnya penghormatan kepada ibu karena pengorbanan yang sangat besar yang ia lakukan selama proses kehamilan, persalinan, dan menyusui. Proses ini melibatkan risiko fisik dan emosional yang tinggi, serta kesabaran yang luar biasa.
Ibumu (Kedua):
Penyebutan kedua menunjukkan peran ibu dalam pengasuhan dan pendidikan awal anak. Ibu adalah guru pertama yang memberikan fondasi nilai-nilai moral, etika, dan spiritual kepada anak. Pengaruh ibu dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak sangat besar.
Ibumu (Ketiga):
Penyebutan ketiga menegaskan kelanjutan pengorbanan dan kasih sayang ibu sepanjang hidup anak. Ibu terus memberikan dukungan emosional, nasihat, dan doa yang tak terhingga. Kedekatan emosional dan keterikatan antara ibu dan anak sering kali lebih intens dibandingkan dengan ayah.
Ayahmu:
Setelah menyebut ibu tiga kali, Rasulullah SAW menyebut ayah. Ini menunjukkan bahwa setelah ibu, ayah juga memegang peran penting yang harus dihormati. Ayah bertanggung jawab atas nafkah keluarga, memberikan perlindungan, dan membimbing anak dalam aspek moral dan spiritual.
3. Analisis Filosofis:
a. Pengakuan dan Penghargaan
Islam mengajarkan untuk mengakui dan menghargai pengorbanan yang dilakukan oleh orang tua. Penyebutan ibu tiga kali berturut-turut menggarisbawahi pengorbanan besar yang dilakukan oleh ibu, baik secara fisik maupun emosional.
b. Keadilan dan Keseimbangan
Hadis ini menunjukkan keseimbangan dalam pengakuan peran orang tua. Meskipun ibu mendapat penghormatan yang lebih besar dalam konteks ini, peran ayah juga diakui sebagai penting dan krusial dalam kehidupan anak.
c. Nilai Kasih Sayang dan Hormat
Islam sangat menekankan nilai kasih sayang dan hormat kepada orang tua sebagai bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah. Hadis ini menunjukkan bahwa bakti kepada orang tua adalah cara untuk meraih ridha Allah.
4. Pendekatan Holistik dan Komprehensif
a. Aspek Spiritual
Berbakti kepada orang tua adalah salah satu bentuk ibadah yang besar dalam Islam. Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada murka orang tua. Dengan berbakti kepada orang tua, seorang Muslim memenuhi salah satu kewajiban penting dalam agama.
b. Aspek Psikologis
Hubungan yang harmonis dengan orang tua, terutama ibu, berkontribusi pada kesehatan mental dan emosional anak. Kasih sayang dan perhatian yang diterima anak dari orang tua adalah fondasi penting untuk perkembangan psikologis yang sehat.
c. Aspek Sosial
Keluarga yang harmonis adalah fondasi dari masyarakat yang kuat dan damai. Dengan menghormati dan berbakti kepada orang tua, nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang ditanamkan dalam keluarga dan diwariskan dari generasi ke generasi, yang pada gilirannya memperkuat struktur sosial.
5.Implikasi Praktis
a. Menghormati dan Mendengarkan Orang Tua
Seorang Muslim harus selalu menghormati dan mendengarkan nasihat orang tua. Ini termasuk menunjukkan sikap sopan dan penuh hormat dalam berbicara dan berinteraksi dengan mereka.
b. Memberikan Perhatian dan Bantuan
Memberikan perhatian dan bantuan kepada orang tua, baik secara finansial maupun dalam hal kenyamanan hidup mereka, adalah bentuk bakti yang nyata. Ini termasuk membantu pekerjaan rumah, menyediakan kebutuhan sehari-hari, dan menemani mereka dalam berbagai aktivitas.
c. Doa untuk Orang Tua
Seorang Muslim dianjurkan untuk selalu mendoakan kebaikan untuk orang tua mereka, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Doa adalah salah satu bentuk bakti yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja.
d. Menjaga Nama Baik dan Warisan
Menjaga nama baik dan warisan orang tua adalah bentuk lain dari bakti. Ini termasuk menghormati nilai-nilai dan tradisi yang mereka wariskan serta berusaha untuk melanjutkan kebaikan yang mereka lakukan.
6. Dalil Al-Quran, Hadits Nabi SAW, dan sejumlah pernyataan Ulama yang memeperkuat Hadits ditas
A. dalil Al-Quran
Al-Qur’an memberikan penekanan kuat pada pentingnya berbakti kepada orang tua. Berikut adalah beberapa ayat yang relevan:
Surah Luqman (31:14)
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Surah Al-Isra’ (17:23-24)
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’.”
B. Dalil Hadis
Selain hadis yang telah disebutkan, berikut adalah beberapa hadis lain yang relevan:
Hadis dari Abdullah bin Mas’ud RA:
قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud RA berkata: ‘Aku bertanya kepada Nabi SAW, ‘Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?’ Beliau menjawab, ‘Shalat pada waktunya.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada orang tua.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Allah.’” (HR Bukhari dan Muslim).
C. Qaul Ulama dan Sahabat
Para ulama dan sahabat Nabi SAW juga menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua:
Imam Al-Ghazali: dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” menulis:
“Hak ibu lebih besar daripada hak ayah karena banyaknya penderitaan yang ia alami sejak mengandung, melahirkan, menyusui, hingga mengasuh anak dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.”
Ibn Abbas RA berkata:
“Aku tidak mengetahui amalan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah daripada berbakti kepada ibu.”
Imam Asy-Syafi’i
“Aku tidak pernah melihat ada orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya melainkan ia akan panjang umur dan memiliki keturunan yang baik.”
7. Kesimpulan
Hadis ini menegaskan pentingnya berbakti kepada ibu di atas segalanya, diikuti oleh ayah. Dengan menghormati dan berbakti kepada orang tua, seorang Muslim tidak hanya memenuhi kewajiban agama tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Keluarga yang kuat dan harmonis adalah fondasi untuk masyarakat yang adil dan damai.
Hadis ini juga mengajarkan bahwa kasih sayang, penghormatan, dan pengakuan atas pengorbanan orang tua adalah kunci untuk membangun hubungan keluarga yang kuat dan harmonis. Dengan berbakti kepada orang tua, kita tidak hanya mendekatkan diri kepada Allah tetapi juga memperkuat struktur sosial yang lebih luas, yang berkontribusi pada kesejahteraan dan kebahagiaan bersama.????
SEMOGA BERMANFAAT