Bebasnya Sang Inspirator

Oleh : Kamaluddin, Mahasiswa Ilmu Politik Pascasarjana Universitas Nasional Jakarta

Sekiranya ketika melihat foto di gambar ini pasti para netizen tahu siapa dibalik gambar tersebut. Yahh tepat, beliau adalah Anas Urbaningrum, seorang politisi, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, mantan anggota KPU RI, mantan Ketua Fraksi PD DPR RI dan mantan Ketua Umum PB HMI di era Orde Baru. Inilah sebagian torehan yang saya ingat sewaktu ia masih aktif di organisasi maupun institusi yang ia geluti.

Bacaan Lainnya

Ketika menyebut nama Anas Urbaningrum pasti di kepala sebagian orang mengarah kepada Partai Demokrat dan kasus Hambalang. Yahhh kasus Hambalang telah membuat Bang Anas terjerat hingga sampai ke jeruji besi selama 10 tahun lamanya. Suatu waktu yang cukup lama sebab harus melewati 2 periode fase Presiden.

Seperti judul tulisan saya di atas, beberapa orang menyebut Bang Anas sebagai seorang inisiator bertangan dingin. Yahh kenapa ia patut disebut inisiator bertangan dingin(?) Sebab secara karir politik mulai di organisasi hingga partai politik, karirnya selalu mengalir bak air yang mengalir hingga ke lautan. Penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden pada tahun 1999 merupakan bukti prestasinya sebagai seorang anak muda masih sangat muda kala itu.

Karirnya di dunia politik maupun di penyelenggara Pemilu mambuatnya tak puasa diri hingga menjadi seorang Ketua Umum partai besar yang sedikit lagi maju sebagai calon Presiden, namun sayang harus dipatah di tengah perjalanan oleh gerbongnya sendiri. Politik memang tidak memilih lawan dan kawan.

Kasus yang menimpa Bang Anas banyak menuai pro dan kontra. Yahhh begitulah persepsi orang ketika melihat dari sudut pandang yang berbeda. Disisi lain orang-orang yang dekat dengannya disebut sebagai persekusi hukum yang terjadi pada dirinya, namun bagi lawan politiknya dia menyebutnya sebagai koruptor. Yahh itulah dinamika politik selalu penuh intrik.

Sebagai seorang senior di organisasi yang saya geluti saat ini (HMI). Ia cukup gentle untuk menjalani jeratan hukum yang telah dia jalani selama kurang lebih 10 tahun lamanya. Kenapa demikian(?) sebab, bagi sebagian politisi yang pernah terjerat kasus yang sama, hanya sebagian kecil yang tidak membuat kontroversi selama berada di penjara. Sebut saja contoh Setnov yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar, namun harus membuat berbagai kontroversi untuk memuluskan langkahnya untuk keluar dari jeruji besi, namun sayang semua tidak semulus ketika dia masih berkuasa di Parleman. Itulah mungkin sebabnya kenapa ketika terdengar nama Anas masih banyak yang simpati dan menunggu kepulangannya.

Sang inspirator, yahh saya menyebutnya demikian. Kanapa(?) pasti banyak orang yang bertanya kenapa dia harus diberi nama sang inspirator. Pertama, sebagai seorang yang aktif di dunia organisasi kita bisa menyebutnya demikian. Sebab lewat karir dia di organisasi banyak orang yang telah memotivasi hidupnya, membangkitkan semangat orang kecil untuk juga bisa tampil menjadi tokoh nasional. Kanapa saya menyebutnya demkian(?) sebab, Bang Anas betul-betul mengawali karir politiknya dari bawah hingga menjadi ketua umum partai politik besar. Orang bilang, tidak gampang untuk menjadi seperti itu. Walaupun sebenarnya ia tidak memiliki darah biologis dari sang pendiri partai. Kedua, dia mampu membangun karir politiknya mulai dari organisasi kecil hingga ke kancah nasional.

Sebagai kesimpulan dari tulisan singkat ini. Kita bisa belajar dari kasus Bang Anas bahwa semakin tinggi pohon maka semakin keras pula angin yang menerpanya. Terakhir saya yakini bahwa keluarnya Sang Inspirator dari jeruji besi akan menambah dinamika politik menuju kontestasi 2024 mendatang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *