Belakangan ini nama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sangat fenomenal. Khususnya usai dideklarasikan oleh Partai Nasdem menjadi Calon Presiden.
Dukungan rakyat untuk terus mengalir hingga berefek pada banyaknya kelompok massa menggelar ‘Deklarasi Mendukung Anies’. Hingga saat deklarasi semua ramai pendukungnya dari Medan, Sumatera Utara hingga Yogyakarta dan Solo Jawa Tengah ramai pendukungnya dari rakyat.
Saya melihatnya, Partai Nasdem menyelamatkan Anies untuk mempertahankan elektabilitasnya setelah tidak lagi menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Anies juga menikmati deklarasi Partai Nasdem sehingga bisa dijadikan alasan untuk berkeliling mengkampanyekan diri sebagai Capres 2024.
Coba kita lihat belakang ini, survei Partai Nasdem diberbagai lembaga survei Indonesia elektabilitas menurun setelah mendeklarasikan Anies Baswedan. Padahal tujuan Nasdem mendeklarasikan Anies agar bisa menaiki elektabilitas Partai Nasdem, tetapi secara fakta malah menurun.
Saat ini juga koalisi Partai pendukung Anies NasDem-Demokrat lagi gontok-gontokan setelah Partai Nasdem mewacanakan Anies dengan Gibran.
Partai koalisi, seperti Partai Demokrat seakan-akan kebakaran jenggot setelah Anies berjumpa dengan Gibran apalagi diwacanakan akan dipasangkan oleh Partai Nasdem.
Jadi kalau kita analisa, Anies sebagai Capres 2024 dari partai Nasdem makin ke sini makin tidak jelas. Karena koalisi sendiri cakar-cakaran sehingga kita bisa katakan Anies adalah capres odong-odong yang belum pasti kejelasannya. Dan belum tentu dapat usungan untuk maju Pilpres 2024 mendapatkan paling minim 20 persen suara parlemen.
Menurut saya, kenapa saya katakan Anies sebagai calon presiden odong-odong bukan karena saya benci dengan Anies secara personal, melainkan saya menganalisa dari perjalanan Anies semenjak dideklarasikan Partai Nasdem.
Sebagai ilustrasi, odong-odong adalah wahana permainan buat anak-anak bermain yang dioperasikan pemiliknya kadang dengan menggunakan koin untuk bermain. Biasanya, odong-odong tersedia di ruang khusus atau taman bermain, malam, arkade, ruang permainan hotel, pusat perbelanjaan, dan luar pasar swalayan.
Dari proses ‘pencapresan ondel-ondel’ situ banyak yang ganjal yang bentar lagi akan menjadi ginjal (penyakit) bagi Partai Nasdem sendiri dan partai koalisi pendukung.
Partai Nasdem, bagi hanya punya kepentingan untuk menaikkan elektabilitas suara partainya sehingga memakai Anies, padahal kalau kita analisa apa yang dilakukan oleh Partai Nasdem itu akan terjebak sebagai Partai menengah nantinya bukan partai yang akan berkuasa di 2024.
Anies juga sendiri, bagi saya mempunyai kepentingan teknis, karena dia perlu dengan pengakuan dan deklarasi partai politik. Sebab, Anies sendiri bukan kader partai sehingga ia jadikan bisa sebagai podium untuk berkeliling berkampanye.
Apalagi pencalonan Anies belum jelas kepastiannya untuk sebagai calon Presiden yang ditetapkan oleh KPU. kita ketahui bersama bahwa kejelasan capres itu akan ditetapkan nanti pada bulan November tahun 2023, setelah ditetapkan oleh KPU sebagai lembaga yang berwenang.
Bagi saya, pencalonan Anies sebagai Capres 2024, ini sagat lucu. Saat ini Anies laiknya bergoyang tanpa musik, dan hanya di situ-situ saja ‘goyangan garingnya’ hehe.
Kesimpulanya saat ini kita bisa katakan Anies adalah Capres Odong-odong yang ambius untuk menjadi Presiden 2024. Tapi nasibnya belum terlihat. Terimakasih.
Oleh : Irfan Maftuh, Pandangan Masyarakat Biasa, asal Jawa Timur