Aktivis Muda NU Dorong Internal PBNU Menyatu Demi Umat dan NKRI

JAKARTA – Mantan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, R. Wijaya Dg Mappasomba, mendorong internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) agar tetap menyatu dan tidak berkonflik. Dorongan ini berasal dari inisiatif pribadi dalam menyikapi kesimpulan Rapat Harian Syuriyah PBNU, yang pada khususnya meminta KH. Yahya Cholil Staquf mundur sebagai Ketua Umum PBNU.

“Kami sebagai anak muda NU berkeinginan agar PBNU menjadi tauladan di tengah umat, menjadi cahaya umat, memberi solusi keagamaan dan berharap internal PBNU tetap menyatu di bawah kepemimpinan Gus Yahya,” ujar R. Wijaya Dg Mappasomba dalam keterangannya, Sabtu (22/11/25).

Aktivis yang pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Babul Khaer Bulukumba ini berpandangan bahwa NU memiliki kiprah dalam menjaga NKRI dan dikenal karena resolusi jihad untuk melawan penjajah demi Indonesia berdaulat. Serta Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari bersama Kiai lainnya mendirikan NU agar umat dapat dibimbing dan diberikan ketenangan dalam berkehidupan.

“Kami hanya meminta agar para Kiai kami di PBNU tetap solid dan menjaga persaudaraan jauh lebih baik daripada putus hubungan silaturahmi dikarenakan adanya kisruh internal,” imbuh fungsionaris DPP KNPI ini.

Pria yang pernah menjabat Sekretaris Umum HMI Cabang Jakarta ini berharap warga NU tetap tenang sesuai arahan Sekjen PBNU, KH. Syaifullah Yusuf alias Gus Iful. Ketenangan dan kesejukan di kalangan NU menjadi obat dan obor bagi umat demi persatuan dan kesatuan Indonesia.

“Persatuan lebih penting ketimbang saling memutus persaudaraan apalagi saling menjatuhkan martabat seseorang tanpa melihat keutuhan internal PBNU,” kata mahasiswa Pascasarjana Universitas Nasional ini.

Sebelumnya, KH. Yahya Cholil Staquf diminta mundur sebagai Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Hal itu merupakan salah satu kesimpulan Rapat Harian Syuriyah PBNU.

“Berdasarkan musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Ketua Rai Aam memutuskan KH. Yahya Cholil Staquf mundur sebagai Ketua Umum PBNU,” bunyi risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU yang ditandatangani oleh Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar, Jumat, 21 November 2025.

Gus Yahya diberikan waktu untuk mengundurkan diri. Berdasarkan hasil rapat tersebut, kakak eks Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Quomas itu diberikan waktu tiga hari melepas jabatannya.

“Jika dalam tiga hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskanmemberhentikan KH. Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” bunyi risalah tersebut.

Rapat tersebut diselenggarakan selenggarakan di Hotel Aston City, Jakarta, Kamis, 20 November 2025. Rapat tersebut diikuti 37 dari 53 orang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *