JOMBANG – Ditengah maraknya suara masyarakat yang mendesak Pemerintah menunda penerbitan sejarah tanpa melibatkan komponen pelaku dan saksi sejarah, Ikatan Keluarga Alumni SMA-SMPP-SMA 2 Jombang (IKA SMADA Jombang) bersama dengan Pemkab Jombang menyelenggarakan Forum Discussion Group (FGD) tentang riwayat kelahiran dan masa kecil Bung Karno.
Sejarawan Universitas Nasional (UNAS) Prof. Dr. Ganjar Razuni, menjelaskan bahwa ada temuan-temuan baru bahwa Ploso merupakan desa kelahiran Bung Karno. Temuan itu katanya, tentu berdasarkan keilmuan, metodelogi, dan arsip-arsip yang divalidasi sebagai data primer.
“Disamping itu situs-situs yang dapat direkonstruksi untuk membuktikan tempat lahir dan masa kecil Bung Karno di Ploso,” ungkapnya dalam FGD bertajuk ‘Ploso Bumi Lahir & Masa Kecil Bung Karno‘ bertempat di Ruang Soeroadiningrat, Gedung Pemkab Jombang, Sabtu (12/7/2025).
Dengan sejarah ini, lanjut dia diharapkan mewariskan nilai-nilai dan semangat pemimpin bangsa dalam pembangunan karakter bangsa.
“Terutama juga mendorong dan menempatkan Jombang sebagai posisi penting dalam sejarah bangsa,” tegas Ganjar.
Sementara itu, ditempat yang sama Sejarawan Universitas Indonesia (UI) Prof. Yon Machmudi, mengingatkan memang mencari titik kelahiran seseorang tidak mudah. Hal itu menurutnya, membutuhkan validasi, pengumpulan data, kritik sumber, validitas dan kredibilitas, interpretasi dan historiografi.
“Berdasarkan data sumber primer dapat dipastikan bahwa masa kecil (0-5 tahun) Bung Karno berada di Desa Ploso, Jombang,” tuturnya.
Dalam Diskusi tersebut semakin menarik karena Tim Ahli Cagar Budaya Jombang mempresentasikan secara visual dokumen-dokumen penting yang berhubungan dengan hidup orang tua Bung Karno, lahirnya dan masa kecil Bung Karno.
Acara tersebut dihadiri pimpinan DPRD dan pimpinan daerah Jombang. Juga para tokoh-tokoh masyarakat Kabupaten Jombang dan pemuka Desa Ploso yang menjadi saksi dan mengetahui sejarah lahir dan masa kecil Bung Karno.
Forum Diskusi ini dihadiri juga oleh James E Simorangkir, salah satu pengurus Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sejarah (FKMPS).
Dalam kesempatan itu, pria yang juga Juru Bicara Gerakan Beli Indonesia mengapresiasi diskusi tersebut. Dia juga mengusulkan agar hasil diskusi itu dikirimkan ke Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon.
“Sebagai data memperkaya penulisan sejarah yang akan dan sedang dilakukan oleh Pemerintah,” ujarnya. ***