Mencari Sintesa Indonesia

Menunggu kopi tersaji, kupetik beberapa cabai di kebon Mandalawangi. Tiba-tiba, kabut menyergap cepat. Hawa dingin menguat. Kuberhenti, sebab batuk yang singgah di dada masih terasa design-nya.

Duduk meriung bersama petani. Dan, salah satu dari mereka bertanya, “Indonesia itu apa?” Tentu, ini adalah pertanyaan ontologis yang sering tak diucapkan oleh kita semua. Padahal, kegagalan kita dalam mempercepat realisasi janji proklamasi berawal dari pertanyaan maha penting ini.

Bacaan Lainnya

Jadi, pertanyaan indonesia itu apa menjadi urgen untuk kita jawab bersama. Kemampuan menjawab pertanyaan itu nanti diharap bisa menjawab problem besar berikutnya.

Saudara-saudara. Ayok guyon. Begini mulanya. Setidaknya ada tiga hal penting jika menyangkut epistema indonesia. Pertama, sejak lahirnya, Indonesia telah dibentuk dari pertempuran berdarah-darah soal bagaimana landasan pembangunan.

Yaitu pertempuran untuk mencari solusi dari tiga ide pengelolaan wilayah: 1)Ide soal pengelolaan pembangunan berbasis darat (ontologi kontinental). 2)Ide soal pengelolaan pembangunan berbasis laut (ontologi maritim). Dan, 3)Ide soal pengelolaan pembangunan berbasis udara (ontologi dirgantara).

Tiga model pembangunan yang memiliki argumentasinya masing-masing tetapi sering tak menemukan sintesanya. Tiga yang sering saling merasa benar sendiri. Tiga yang tak menyata. Berbhineka tetapi tak ika.

Kedua, dalam sejarahnya, Indonesia telah dibangun dari pergumulan panjang dan dialektis, panas dan argumentatif, tegang dan kompromistis tentang usaha mencari solusi dari tiga ideologi yang mencari sintesa. 1)Ide tentang bagaimana dengan kolonialisme-neoliberalisme. 2)Ide tentang bagaimana dengan etatisme-komunisme. 3)Ide tentang bagaimana dengan nasionalisme-pancasilaisme.

Tiga ideologi ini membentuk indonesia tetapi sering bertempur dan saling bunuh guna tak menemukan jawabannya. Tiga yang sering dilupa oleh elite dungu bin jahiliyah sepanjang masa. Tiga yang sempat menggumpal jadi “nasakom.”

Ketiga, sejak semula juga Indonesia telah dibentuk dari perdebatan melelahkan dan sering muspro untuk mencari solusi dari tiga ide yang mencari sintesa. 1)Ide tentang di mana posisi agama. 2)Ide tentang di mana posisi suku. 3)Ide tentang di mana posisi ras/warna kulit/keturunan.

Selanjutnya di halaman berikutnya:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *