TANGERANG – Badan Pimpinan Pusat Gerakan Perempuan (BPP GP) Ormas MKGR yang dipimpin Hj. Adde Rosi Khairunnisa menyampaikan rasa syukur karena kondisi ekonomi sedang membaik. Saat ini, kata Adde Rosi, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,6 persen.
“Kita bersyukur, per hari ini ekonomi kita telah tumbuh 5,6 %, dan ini merupakan pertumbuhan keempat terbesar di dunia setelah India, Malaysia, dan Vietnam. Kontribusi sektor ekonomi kreatif sangat diharapakan sekali sekarang dan ke depan menjadi salah satu urat nadi perekonomian nasional,” ujar Adde Rosi dalam sambutan Bimbingan Teknis Sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksana UU Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif.
Di mana acara ini kerjasama BPP GP Ormas MKGR dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada kesempatan itu, keynote speaker dan membuka acara Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hj. Hetifah Syaifudian. Hetifah yang juga Anggota Dewan Pembina BPP GP Ormas MKGR) didampingi oleh Fadjar Utomo yang juga taf Ahli Kemenpraf Bidang Manajemen Krisis dan Sabartua Tampubolon selaku Direktur Regulasi Kemenpraf.
Tak hanya itu, acara itu dihadiri oleh para pelaku ekonomi kreatif, pelaku dan pengusaha pariwisata dan pengusaha UMKM dari Kota Tangsel, Kota Tangerang dan Kota Serang, Banten.
Adde Rosi menyampaikan acara ini diselenggarakan sebagai bagian dari komitmen Ormas Perempuan MKGR menyambut even Presidensi G20 yang akan dilaksanakan di Bali Minggu depan.
“Ini bentuk dukungan terhadap pemerintah dalam menggelorakan sektor ekonomi kreatif sebagai pendapatan negara non migas,” terang Adde Rosi.
Karena itu, Adde Rosi menambahkan, sebagai Ormas Perempuan, pihaknya ikut membina dan mendampingi banyak kalangan pengusaha dan pelaku ekonomi kreatif pariwisata dan UMKM dari kalangan perempuan terutama di Banten.
“Kita perlu memberikan pembekalan pengetahuan dan aturan mengenai ekonomi kreatif kepada para pelaku ekonomi kreatif, makanya sosialiasi PP Nomor 24 Tahun 2022 itu penting dilaksanakan oleh kami dengan bekerjasama dengan Kemenpraf,” jelas Adde Rosi.
Sementara itu Hetifah Syaifudian menyampaikan, ekonomi kreatif sangat dibutuhkan dalam persaingan global dan kontribusi kepada perekonomian nasional.
“Mengapa ekonomi kreatif dibutuhkan? Karena ekonomi ini memberikan dampak sosial dan kontribusi ekonomi yg luar biasa. Menunjukkan identitas sebuah bangsa yang besar yg kaya novasi & kreativitasnya. Di Indonesia terdapat 3 sub-sektor utama
yaitu 41,7% Kuliner, 15,7% Kriya dan 18,% Fashion. Kegiatan Bimtek ini sangat relevan pesertanya perempuan karena ekonomi kreatif Indonesia didominasi oleh pekerja perempuan dengan jumlah pekerja mencapai 64,5%,” jelas Hetifah.
Adapun Fadjar Utomo, dalam materinya menyampaikan kegiatan Bimtek yang dihadiri oleh para pelaku ekonomi kreatif di Banten ini merupakan salah satu rangkaian rantai nilai ekonomi kreatif.
“Karena didalamnya ada berbagai aktivitas kreasi yg melahirkan sebuah produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi,” terang Fadjar.
Sedangkan Sabartua Tampubolon memaparkan, dalam PP Nomor 24 Tahun 2022 menjadi kunci jawaban terkait aksesibilitas dan fasilitas pembiayaan dunia usaha khususnya sektor ekonomi kreatif dan UMKM. Fasilitasi skema pembiayaan berbasis Kekayaan Intelektual (KI).
“Pemerintah kini memfasilitasi skema pembiayaan berbasis KI melalui Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga keuangan Non Bank. Persyaratan Pengajuan Pembiayaan Berbasis KI Proposal pembiayaan, memiliki usaha ekonomi kreatif, memiliki perikatan terkait KI produk ekraf, memiliki surat pencatatan atau sertifikaat KI. Sehingga, kegiatan pagi ini yang diinisiasi oleh BPP GP Ormas MKGR, menemui relevansinya,” papar Sabartua.