Gencar Blusukan di DKI, Malah Risma Belum Pernah Kunjungi 175 KK Tinggal di Kolong Tol Waru-Tanjung Perak Surabaya hingga Jadi Mensos

JAKARTA – Dari sekian Menteri dan Wakil yang dilantik Presiden Presiden Joko Widodo (Jokowi) hanya Menteri Sosial, Tri Rismaharani alias Risma yang menjadi perhatian publik. Memgingat ada sejumlah keanehan sekaligus ganjil saat mengunjungi tunawisma yang biasa tak ada di kawasan Thamrin-Sudirman dan yang tinggal di kolong jembatan Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.

Usut punya usut, Risma tak pernah berkunjung alias blusukan ke kolong Jalan Tol Waru-Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Padahal, sesuai data jatimnow,  ada sekitar 175 kepala keluarga (KK) yang bermukim di kawasan tersebut. Kok bisa rajin banget blusukan di DKI Jakarta? Incar kursi DKI 1 yaa?

Bacaan Lainnya

Kawasan yang dikenal kumuh alias serem di malam hari itu, tidak pernah dikunjungi Risma selama Risma menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Itu selama Risma dua periode sebagai walikota Surabaya.

Masih dikutip dari media lokal jatimnow.com, di mana kolong Jalan Tol Waru-Tanjung Perak dekat Kampung 1001 Malam jadi tempat tinggal para warga Surabaya. Tidak main-main ada 175 KK yang disebut tunawisma juga yang masuk dalam kawasan Lasem Baru, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Sebagai informasi, keluarga yang berdiam di kolong jalan tol tersebut terbagi dua yang memang dipisahkan sungai. Sehingga menuju ke sana harus menggunakan perahu tambang. Dan warga tinggal kolong jalan tol dan Kampung 1001 Malam itu terhitung sejak Tahun 1999 lalu.

“Di sini ya Mas akses jalannya begini, apalagi kalau malam. Sangat gelap (tidak ada lampu penerangan,” ungkap Sigit Santoso alias Mamik, salah seorang Pengurus Kampung 1001 Malam mengawali ceritanya, Senin (4/1/2021) lalu seperti dikutip goriau.

Dulu, cerita Mamik, wilayah itu hanya dataran dipenuhi ilalang seperti sawah atau orang jawa menyebut tegalan sehingga tempat itu disebut Tegal. Jika diliat kondisinya secara langsung, tak banyak warga yang bertinggal di lokasi itu. Kalau pun ada itu hanya para pemulung. Mengingat suasananya juga sangat seram. Gelap.

”Dulu kampung ini Tegal diberi nama Tegal. Kemudian,  ada seorang yang membantu warga yang tinggal disini (membereskannya), kemudian (kampung ini) dikasih nama Kampung 1001 Malam. Akhirnya terkenal sampai sekarang dengan nama Kampung 1001 Malam itu,” jelasnya.

”Harapan warga di sini mendapat perhatian dari pemkot Surabaya. Tapi apa mas, dari dulu sejak puluhan tahun lalu sampai sekarang tidak ada sama sekali pejabat Pemkot yang datang berkunjung ke sini. Apalagi bantuan, tidak ada sama sekali itu,” sambung Mamik.

”Dan pembenahan kampung di sini ya Mas dari warga sendiri. Akses jalan masuk, tempat pembuangan sampah. Semuanya mas kita-kita yang buat,” tambahnya.

Lalu, apa Tri Rismaharini (Risma) pernah mengunjungi mereka?  Mamik mengaku kampungnya itu belum pernah sama sekali dikunjungi alias blusukan Risma sejak menjabat jadi ibukota Surabaya dua periode.

Malah yang pernah blusukan ke kolong jalan itu yakni Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana (WS). Whisnu saat ini menerimah amanah sebagai  Plt Wali Kota Surabaya, menggantikan Risma yang saat ini menjadi Mensos di Jakarta.

“Yang sering sini itu ya Mas Pak Wisnu. Hampir tiap tahun ke sini. Mulai sahur bareng hingga kegiatan barenv. Tapi sampai sekarang, sekitar tiga tahun ini tidak pernah ke sini,” jelas Mamik.

Hal senada diakui Khusnul, warga yang menghuni kolong Jalan Tol Waru-Tanjung Perak itu Risma sama sekali tak pernah blusukan ke tempat tinggalnya. Khusnul mengaku, selama hidup puluhan tahun di situ, Risma belum pernah berkunjung.

”Tidak ada mas. Kok mengharapkan bantuan. Kalau tidak cari rongsokan ya kami tidak makan),” ujar Khusnul singkat. (HMS)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *