Anak Muda Maluku Kembangkan UMKM Ikan Abon Khas Geser

Ambon – Silaturahmi dengan Wakil Ketua DPRD Maluku, Abdulah Asis Sangkala dalam rangka berdiskusi tentang pentingnya membangun Usaha UMKM Ikan Abon Khas Geser di Maluku.

Menurutnya, UMKM itu sangat penting sebab mampu menyerap 97 persen dari total angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,4 persen dari total investasi di Indonesia. Berdasarkan data di atas, Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena jumlah UMKM yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar.

“Selaku Wakil Rakyat saya juga sangat mengapresiasi bakat dan karya anak muda Maluku untuk dalam pengembangan UMKM di Maluku guna untuk mengasah potensi dalam dunia bisnis anak muda. Apalagi UMKM dengan nama Ikan Abon Khas Geser ini sangat menarik melambangkan nama lokal daerah tersebut,” ujarnya dalam keterangan persnya, Rabu (19/7/23).

Sebab Maluku juga memiliki potensi Ikan Maluku terdapat pada 3 (tiga) Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) yaitu WPP 714 Laut Banda, WPP 715 Laut Seram dan Teluk Tomini dan WPP 718 Laut Arafura dan Laut Timor yang secara keseluruhan pada ketiga WPP tersebut menyumbang 4.669.030 ton. Dan Pulau Geser Seram Timur adalah salah satu daerah wisata yang juga mempunyai jumlah ikan sangat banyak dan hasil laut melimpah.

“Saya berharap pemerintah daerah Maluku tetap selalu bekerja sama dengan UMKM di Maluku,” harap Asis Sangkala.

Ikan Abon Khas Geser merupakan ikan yang diproduksi dengan bahan-bahan dan rempah alami. Abon Ikan adalah campuran dari makanan pokok yang terbuat dari ikan yang direbus, setelah itu ditumbuk dengan dicampuri bumbu dapur, lalu dioseng dengan sedikit minyak goreng.

Abon ikan memiliki banyak sekali manfaat diantaranya, mampu memenuhi kebutuhan protein, membantu menurunkan berat badan,menjaga kadar elektrolit pada tubuh, membantu meningkatkan fungsi otak, mengurangi peradangan, dan kaya anti oksidan.

Alasan Mustakim Rumasukun, hadirnya UMKM Produksi anak muda Maluku dari Kab. Seram Bagian Timur melihat bahwa potensi perikanan dan pariwisata di Maluku belum digarap maksimal lantaran minimnya investasi. Biaya transportasi dan ongkos logistik yang mahal serta infrastruktur tidak memadai menjadi alasan investor enggan menanamkan modal di Maluku.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *